Ayasofya, Masjid Tua yang Menyimpan Jejak Peradaban

Penulis bersama istri, saat di Ayasofya, sebuah masjid tua di Istanbul Turki. Foto ist.

Penulis: Nasihun Amin
Istanbul, Turki - Ayasofya, sebuah masjid tua di Istanbul (dulu Konstantinopel), Turki. Usianya telah mencapai ribuan tahun dan menjadi ikon bagi Turki. 

Awalnya masjid ini adalah Magna Ecclesia (Gereja Agung) yang dibangun tahun 360 oleh kekaisaran Romawi. 

Bangunannya megah dan arsitekturalnya indah. Disamping sebagai tempat ibadah, gereja ini juga menjadi tempat utama berbagai upacara kekaisaran Romawi. 

Tahun 1453 Konstantinopel ditaklukkan oleh Turki Utsmani di bawah kepemimpinan Sultan Mehmed II (dikenal dengan sebutan al-Fatih, Sang Penakluk). Ayasofya, yang semula gereja kemudian dialihfungsikan menjadi masjid.

Selama hampir 500 tahun, Ayasofya menjadi sentra kegiatan umat Islam. Keberadaan sebagai masjid berakhir ketika Turki Utsmani runtuh pada November 1922. Pemerintahan baru yang sekuler melarang penggunaan Ayasofya sebagai tempat ibadah. Ia berubah menjadi museum. 

Namun, semenjak 10 Juli 2020, Pengadilan Tinggi Turki membatalkan keputusan yang mengubah status Ayasofya menjadi museum. Erdogan, sang presiden, pun mengeluarkan dekrit mengembalikan Ayasofya sebagai tempat ibadah umat Islam.

 Uniknya, kendati Ayasofya adalah sebuah masjid, mozaik yang menjadi simbol2 Kristen yang tergambar di langit-langit seperti gambar Yesus, Bunda Maria, dan Roh Kudus tetap dibiarkan. Mosaik ini hanya ditutup oleh tirai ketika pelaksanaan shalat dan dibuka kembali di luar waktu shalat. 

Sebagai sebuah situs budaya yang ditetapkan oleh UNESCO, kini Ayasofya disamping menjadi tempat ibadah juga menjadi destinasi wisata bagi wisdom dan wisman. 

Untuk masuk pun harus rela antre mengular, dan tanpa ada HTM alias gratis.

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top