100 Remah Hikmah (15): Beda Orientasi

Ilustrasi: Foto pixabay

Penulis: Salahuddin Ibnu Sjahad*

EDUKASIA.ID - Lain lubuk lain ikannya. 

Orang jawa: mangan ora mangan kumpul. 

Habaib Arab: rantau yang jauh sebarkan ilmu. 

Tionghoa: raih keuntungan di tempat manapun. 

Dengan filosofi "harus tetap kumpul", seorang jawa tulen akan menghindari hal-hal berikut: 

- belajar ke luar jawa atau luar negeri. 

- bekerja atau merantau ke tempat jauh. 

- dapat calon istri dari daerah tak terjangkau apalagi "bule amrik".

Keuntungannya, silaturahim keluarga besar tetap rutin terjaga minimal setahun sekali saat hari raya. Selain itu, segala kesulitan hidup bisa dibantu keluarga terdekat. 

Sifat orang jawa ini menguntungkan dakwah islam tempo dulu: dengan kuatnya kekerabatan yang terkumpul dalam satu daerah, sekali yang satu masuk islam yang lain akan mudah terpengaruh. 

Kita tahu juga bahwa org jawa sangat mudah di sugesti. Dan sangat permisif. Sisi minusnya, laju kepadatan penduduk dalam kalkulasi malaikat mikail cs, berbanding terbalik dengan rizki yang didapat. 

Kurangnya pemerataan menimbulkan persaingan usaha yang jenuh dan makin tidak sehat di area padat penduduk. 

Maka program transmigrasi pemerintah yang paling tidak sukses adalah: bedol desa. Tidak mungkin memobilisasi warga satu desa yang keseluruhannya adalah suku jawa tulen untuk pindah berjamaah, dengan alasan kedaruratan apapun. 

Selama ini pendaftar calon transmigran adalah tipe-tipe orang yang merasa putus asa menemukan lahan tinggal atau pekerjaan di tanah kelahirannya yang dirasa makin sempit. 

Jika merunut ramalan khas jayabaya dan dikuatkan syekh Subakir, bahwa tanah jawa ini kelak akan tenggelam dan hilang dari peta dunia sebelum kiamat, mungkin bukan semata bencana alam mahadahsyat. 

Tapi juga berkat bencana sosial: bumi sudah tak kuat menahan bobot penduduk jawa karena overload. Ugh.. Orang arab yang berada di sekitar kita, sebagiannya adalah habaib dan sadat. Kata orang, habib itu cucu Kanjeng

Nabi dari jalur Husein RA. Sedangkan Sayyid dari jalur kakaknya, Hasan RA. Rata-rata mereka punya prinsip unik: 

1) Kalau nikah, akan dipilihkan dari kerabat dekat. Entah se-bani atau antar bani, seperti putra dari Ba Syaiban nikah dengan putri dari Ba'agil. 

Kita tentu sudah tahu bahwa bangsa di dunia ini yang paling terkenal ketat menjaga sambungnya nasab adalah bangsa arab. 

Mereka, terutama para dzurriyah Nabi akan sangat hafal nama semua kakeknya, sampai ke Nabi Muhammad atau bahkan kalau perlu sampai Nabi Adam! 

2) Dasar orang arab manapun akan sangat suka bepergian karena mbah-mbah mereka dahulu adalah nomaden. 

Bahasa kasar ala satpol PP adalah tunawisma. Untung mereka tidak mengganti sebutan "Ummi" nya Nabi menjadi tunaaksara. 

Maka, budaya mereka itulah yang menguntungkan perkembangan islam. Sambil hijrah dan membuka usaha di tempat baru, Islam didakwahkan.

Orang tionghoa (ingat, penggunaan istilah "cina" sekarang sudah dilarang), mereka akan nekat ke manapun, menjelajah pelosok manapun, selama itu menguntungkan. 

Segala sisi kehidupan orang tionghoa sarat dengan perhitungan. Kelahiran, kehidupan sampai kematian, semua pantas dihitung. Kita tahu alat hitung praktis pertama: sempoa, adalah made in china

Tak salah perhitungan Nabi, jika pada masa awal dakwah islam sudah dikirim Saad bin Abi Waqqash ke negeri tirai bambu itu. 

Nabi tahu, Islam harus ada di negeri yang kelak menjadi penguasa dunia. Satu satunya negara saat ini yang paling potensial menghancurkan kedigdayaan Amerika dan sekutunya. 

Kelak, berkah islam akan nampak jelas di RRC (atau RRT) tersebut. Allah sudah mengatur semua. Dengan semua perbedaan sifat dasar bangsa-bangsa tersebut, Islam akan tetap menemui kejayaannya. 

Wa qul ja'al haqq..Wa zahaqal bathil. Innal bathila kaana zahuqa!


**** * ****



*Salahuddin Ibnu Sjahad atau Mohammad Salahuddin Al-Ayyubi, seorang guru mata pelajaran Ilmu Tafsir di MAN Sumenep, peraih beasiswa studi S2 melalui Beasiswa Indonesia Bangkit di UIN Sunan Kalijaga. Tulisan ini merupakan kompilasi statusnya di Facebook yang kemudian dijadikannya buku berformat PDF, diberinya judul "100 Remah Hikmah: Secuil Cerita dan Sudut Pandang Baru dalam Menikmati Rutinitas Kehidupan."

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top