Cara Para Ulama Sambut Bulan Ramadhan

Ilustrasi. Foto Pixabay

Opini oleh: Ahmad Baedowi, M.Si, Dosen Agama Islam Universitas Indonesia/ Mahasiswa Doktoral Studi Islam UIN Walisongo.

EDUKASIA.ID - Bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang dinanti oleh umat Islam di seluruh penjuru dunia. Bagaimana tidak di bulan ini Allah memberikan berbagai macam keistimewaan kepada umat manusia. Mayoritas ulama menyepakati bahwa bulan Ramadhan adalah bulan paling agung dan mulia. Hal ini karena di dalamnya terdapat limpahan rahmat, berkah dan lautan ampunan dosa serta kesalahan, serta jaminan dari Allah SWT menjadi bulan pembebasan dari siksa api neraka. 

Tentu hal ini dijanjikan bagi hamba-hamba-Nya yang istiqomah beribadah mengisi kegiatan pada bulan suci Ramadhan. Karena seruan berpuasa didengungkan bagi mereka yang beriman. Bagi manusia yang tidak beriman bahkan mengingkari kewajiban puasa tentu tidak termasuk manusia yang akan mendapat jaminan bebas dari api neraka tersebut. Dalam hadits Qudsi Allah Swt. menegaskan tentang keutamaan Ramadhan, yang artinya “Semua amal manusia adalah miliknya, kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Akulah yang akan memberikan balasannya.”

Hadits Qudsi tersebut menerangkan bahwa bulan Ramadhan merupakan bulan yang diistimewakan. Allah menegaskan dalam hadis tersebut bahwa bulan Ramadhan itu milik-Nya, dan Dia (Allah) sendiri yang akan memberikan ganjaran pahalanya. Mengapa demikian? karena di dalam bulan suci Ramadhan ada ibadah khusus, yakni ibadah shaum atau puasa, bagi orang yang melaksanakan ibadah puasa tidak akan pernah bisa diketahui dan tidak akan terdeteksi oleh orang lain, apakah seseorang itu puasa atau tidak hanya Allah dan si pelaku saja yang mengetahui bahwa seseorang itu berpuasa.

Segenap umat Islam dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan tentu akan mempersiapkan lahir dan batin. Banyak cara yang dilakukan umat Islam setiap kali menyambut bulan suci Ramadhan. Ada yang mengunjungi kedua orang tua, saling meminta maaf kepada sesama, dan banyak pula yang melakukan ziarah ke makam orang tua, para kiai, guru atau kerabat yang lebih dahulu berpulang ke rahmatullah.

Menurut Ulama dan para sholihin dalam menyambut bulan suci ada beberapa hal yang harus dilakukan agar kita semua mendapatkan keutamaan bulan Ramadhan tersebut. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menyarankan sejumlah hal dalam menyambut Ramadhan. Pada bulan Sya’ban, Syekh Abdul Qadir menyarankan umat Islam untuk memperbanyak shalawat Nabi. Hal itu karena Sya’ban adalah bulan Rasulullah saw. Umat Islam selayaknya bertawasul melalui Rasulullah saw agar Allah membersihkan batinnya dari berbagai penyakit, seperti riya, ujub, takabbur, dan dengki. Sedangkan dalam menyambut bulan suci Ramadhan, Syekh Abdul Qadir menganjurkan umat Islam untuk meninggalkan segala perbuatan dosa dan segera melakukan taubat kepada Allah.

Syekh Abdul Qadir menganjurkan pertobatan dan peribadatan segera tanpa menunda-nunda. Ia menyarankan agar umat Islam segera mengisi waktunya dengan kebaikan. Pasalnya, tidak ada jaminan panjang usia sampai esok hari

Selain itu menurut Imam Al Ghazali Hujjatul Islam selama bulan Rajab dan Sya’ban hendaknya membersihkan diri dengan meninggalkan segala bentuk kemaksiatan dan dosa, bertaubat, melatih diri sedikit demi sedikit beramal kebajikan kemudian menjadi kebiasaan. Mengapa itu harus dilakukan karena dalam kehidupan keseharian manusia suka lalai daripada menjaga mata, telinga, hidung, lisan, pikiran, tangan, kaki, perut, di bawah perut, dan hati.

Al-Ghazali memaknai bahwa puasa pada bulan suci Ramadhan sebagai satu jenis ibadah yang berjarak paling dekat dengan Allah. Yaitu hanya Allah sendiri yang berhak memberi hadiah atas laku puasa. Dari sisi ini saja, puasa merupakan laku ibadah yang teramat istimewa. Karena ada kemungkinan bobot ganjaran-pahala dari puasa melebihi segala ekspektasi yang mampu diandaikan. Sangat teramat istimewa.

Para ulama terdahulu sudah memberikan contoh bagaimana persiapan dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Sebagai umat Islam kita harus mempersiapkan jiwa, raga dan spiritual dalam upaya untuk memetik manfaat sepenuhnya dari ibadah puasa. Penyucian jiwa (Tazkiyatun nafs) dengan berbagai amal ibadah dapat melahirkan keikhlasan, kesabaran, ketawakkalan, dan amalan-amalan hati lainnya yang akan menuntun seseorang kepada jenjang ibadah yang berkualitas. Salah satu cara untuk mempersiapkan jiwa dan spiritual untuk menyambut Ramadhan adalah dengan jalan melatih dan memperbanyak ibadah di bulan sebelumnya.

Akhirnya bulan suci Ramadhan sudah di depan mata harus benar-benar dijadikan peluang emas bagi seluruh umat Islam. untuk melakukan kembara batin, menahan diri dari ghibah artifisial duniawi. Semoga kita termasuk bagian dari mereka yang berpuasa nyata demi kutiba ‘alaikumush shiyam. Bukan demi yang lain lagi. Wallahu a’lam.

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top