Catatan Harian Guru Pemula (14) : Kuadran Prioritas

Arie Irfan
0
Ilustrasi. Foto Unsplash.

Penulis : Mohammad Salahuddin Al-Ayyuubi, M.Ag*

EDUKASIA.ID - 
Ada siswa chat WA, "Pak, tugasnya yang mana, ya?", padahal baru beberapa hari sebelumnya dia sudah menyelesaikan tugasnya dan dikirim lewat nomor WA yang sama pula. Itu lebih mending karena menunjukkan ada i'tikad kesemangatan belajar. 

Nyatanya, yang sering dijumpai guru adalah sebaliknya. Lebih banyak siswa yang tugas-tugasnya menumpuk di belakang, tak hanya mapel tertentu yang biasa dianggap angker, tapi merata di hampir semua mapel.

Mengapa hal itu terjadi? Siswa tak dilatih dan tak berusaha untuk membiasakan manajemen data dan manajemen prioritas. 

Apalagi zaman sekarang ini makin banyak distraksi. Mendapat serangan bertubi-tubi dari isi HP (meliputi game, medsos, marketplace, chat grup WA, dsb) dan luar HP (termasuk bullying, geng toxic, overload beban organisasi, dsb) membuat siswa bisa tak berkutik jika tak berkelit dengan persiapan yang baik.

Terkait manajemen data, itu hal yang sederhana. Fokus utama adalah mengatur waktu dan beragam tugas dari mapel yang berbeda. Cukup dengan penataan folder di HP masing-masing, sehingga setiap ada file baru dari guru bisa dipindah langsung ke folder mapelnya. 

Lalu, dibantu pencatatan di aplikasi note, atau di Google calender include setting alarm bila memang ada deadlinenya.
 
Jangan sampai smartphone tak dimaksimalkan fiturnya sehingga lantas muncul adagium: "smartphone without smart one". 

Hanya teleponnya saja yang pintar, orangnya tidak. Lha kalau tak punya HP atau memorinya penuh? Tinggal kembali ke mode jadul: catatlah di buku. 

Salah satu pelajaran terpenting dalam kitab Ta'limul Muta'allim adalah setiap pelajar harus membawa kertas dan pena di sakunya di mana pun berada.

Kalau sudah berhasil manajemen data, beralih ke langkah yang lebih sulit, yaitu manajemen prioritas. Mengapa lebih sulit? Karena urusannya dengan mindset. Pola pikir harus dibenahi, mental harus digugah. 

Orang bisa sebab terbiasa. Orang terbiasa berawal dari terpaksa. Lantas, bagaimana melatih itu? Sadar pada KUADRAN PRIORITAS.

Setiap berhadapan pada banyak rencana baru atau beragam kepentingan dalam waktu yang sama, harus dipilah dan dipilih masuk ke kategori yang mana dari empat area kuadran berikut: (1) urgen penting (2) tak urgen, tapi penting (3) urgen, tapi tak penting (4) tak urgen, tak penting. 

Kuadran tersebut diadaptasi oleh motivator terkenal, Stephen Covey dari kebiasaan mantan presiden AS, Dwigth D. Eisenhower.

Berikut adalah contoh penerapan Matriks Eisenhower dalam konteks pelajar muslim:

*Kuadran 1: Urgen dan Penting (Do First)*

Mencakup kegiatan yang harus dilakukan segera karena memiliki batas waktu yang dekat dan memiliki konsekuensi yang signifikan jika tidak diselesaikan. 

Contohnya:
- Mengerjakan tugas yang harus dikumpulkan hari ini
- Mempersiapkan diri untuk ujian yang akan datang dalam beberapa hari
- Menghafal Al-Qur'an yang harus diselesaikan dalam waktu dekat

*Kuadran 2: Tidak Urgen tapi Penting (Schedule)*

Mencakup kegiatan yang penting untuk mencapai tujuan jangka panjang, tapi tidak memiliki batas waktu yang dekat. Oleh karena itu harus dijadwalkan ulang kapan bisa mengeksekusinya. 

Contohnya:
- Membuat rencana studi jangka panjang untuk meningkatkan nilai akademik
- Mengembangkan keterampilan dalam bidang tertentu, seperti bahasa Arab atau ilmu pengetahuan
- Membangun hubungan dengan guru atau mentor untuk meminta nasihat dan bimbingan

*Kuadran 3: Urgen tapi Tidak Penting (Delegate)*

Mencakup kegiatan yang dapat mengganggu fokus pada tugas-tugas yang lebih penting, tapi memerlukan perhatian segera. 

Contohnya:
- Membalas pesan WhatsApp dari teman yang tidak penting
- Menghadiri acara yang tidak terkait dengan studi atau kegiatan keagamaan
- Mengikuti media sosial yang tidak memberikan manfaat signifikan

Tujuan dari "Delegate" adalah untuk membebaskan waktu dan energi untuk fokus pada tugas-tugas yang lebih penting dan urgen. "Delegate" tidak selalu berarti mendelegasikan tugas kepada orang lain. Bisa juga berarti:

- Menunda tugas yang tidak penting tapi urgen sampai waktu yang lebih tepat
- Mengurangi waktu yang dihabiskan untuk tugas tersebut
- Mencari cara untuk mengotomatisasi atau menyederhanakan tugas tersebut

*Kuadran 4: Tidak Urgen dan Tidak Penting (Eliminate)*

Mencakup kegiatan yang tidak memiliki nilai tambah dan dapat membuang waktu. Artinya, boleh dilakukan hanya jika ketiga kuadran di atas sudah kosong. 

Contohnya:
- Bermain game yang tidak bermanfaat
- Menonton video yang tidak edukatif
- Berbicara tentang hal-hal yang tidak penting dan tidak bermanfaat

Matriks tersebut saya tambahi satu hal yang dulu saya dapat dari guru saya, khususnya terkait kuadran 1, ketika dihadapkan dua urusan atau lebih yang sama-sama urgen dan penting tapi waktunya sangat terbatas. 

Ada prinsip AHAMM dan ANFA'. Ahamm itu artinya status pentingnya urusan itu hanya mencakup diri pribadi, sedangkan Anfa' itu cakupannya lebih luas, termasuk pada kemaslahatan banyak orang, apalagi sama sekali tak bisa didelegasikan.

Contohnya, waktu salat hanya tersisa lima menit dan saya belum salat. Di waktu yang sama, ada orang yang akan celaka kalau tak segera diselamatkan. 

Maka, opsi utama adalah menyelamatkan orang tersebut sebab kadar kemanfaatannya lebih banyak, sementara telatnya salat sebab keteledoran diri sendiri dan urusannya sama Allah.

Jangan kira keteledoran pada urusan pribadi takkan berdampak pada orang lain. Jika orang lain sudah terdampak, maka jangan pernah mengorbankan kepentingan banyak orang hanya karena kesibukan menyelesaikan urusan pribadi.

Sebaik-baik manusia (memang) yang paling bermanfaat bagi sesama. Tapi jika urusan pribadi saja belum beres, bagaimana bisa memberi kemanfaatan bagi banyak orang?


* Pemilik akun FB Salahuddin Ibnu Sjahad dan IG @ibnusjahad adalah seorang guru pengampu mata pelajaran Al-Qur'an Hadis dan Tafsir di MAN Sumenep, alumni Beasiswa Indonesia Bangkit Program Gelar S2 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Posting Komentar

0 Komentar

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top