3 Fakta Fosfor Putih, Elemen Kimia Mengerikan yang Reaktif dan mudah terbakar

Ilustrasi ledakan yang membahayakan manusia. Foto Pixabay.

Penulis: Khofifah Dwi Safitri, (Volunteer Journalist, Mahasiswa Kimia UIN Walisongo)
 

EDUKASIA.ID - Unsur fosforus atau dikenal fosfor putih dengan berbagai pengaplikasian di bidang industri, pertanian, dan ilmu pengetahuan. Namun siapa sangka, fosfor putih ternyata memiliki struktur yang sifatnya berpotensi berbahaya terhadap sekitar kita jika berikatan.

Dilansir dari artikel jurnal Royal Chemistry of Society, fosfor putih merupakan elemen kimia yang berhasil diisolasi pertama kali tahun 1669 oleh Hennig Brand dari fosfor elemental.

Berikut 3 fakta unsur fosforus atau fosfor putih yang dirangkum dari berbagai sumber

Tergolong unsur alotrop

Fosfor putih memiliki struktur tetrahedral (P4) dan tergolong dalam unsur alotrop. Struktur yang akan mengikat empat atom dalam bentuk geometris.


Dikutip dari kamus kimia, alotrop merupakan sifat unsur dengan rumus kimia sama namun berbentuk kristal dan umumnya membentuk ikatan kimia dengan atom lain dalam berbagai senyawa kimia

Reaktif dan mudah terbakar


Perlu lebih bijak dalam pemanfaatan Fosfor putih, mengingat sifatnya sebagai agen pembakar hingga tabir asap menimbulkan reaksi kimia yang menyebabkan kerugian, khususnya manusia.

Fosforus akan berikatan dengan oksigen saat diluncurkan. Sifatnya yang reaktif dan mudah terbakar apabila dipanaskan bereaksi dengan udara menimbulkan kebakaran hebat serta menghasilkan asap berbahaya ketika meledak.

Fosfor putih biasa digunakan dalam industri senjata tersebar dalam peluru, bom, roket untuk peperangan

Asap mengandung senyawa fosforus oksida yang mengiritasi. Kondisi ini berdampak pada pernapasan, yaitu keracunan akut atau kematian. Selain itu, fosforus akan menghasilkan panas dan bersifat korosif bila bereaksi spontan dengan air. Reaksi fosforus dengan air membentuk asam fosforus kuat.

Efek negatif fosfor putih


Penggunaan fosfor putih tanpa pertimbangan menimbulkan dampak negatif, diantaranya pencemaran air karena terjadi eutrofikasi, sehingga ekosistem akuatik terganggu karena berkurangnya kadar oksigen dalam air.

Selain itu, juga mengakibatkan pencemaran udara karena oksida fosforus sehingga mengancam kesehatan manusia ketika terhirup, salah satunya gangguan ginjal, tulang.

Penggunaan fosfor putih tanpa pertimbangan juga akan berdampak pada kerusakan tanah ketika penggunaan berlebih akibat sifat asam yang dimiliki mengganggu pH tanah, tidak seimbang, sehingga menghambat ekosistem tanah.

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top