Di Inggris, Milenial dan Gen-Z Diaspora Indonesia Berperan Perkuat Dakwah Islam Moderat

Tim riset menemukan bahwa milenial dan Gen-Z diaspora Indonesia di Inggris secara tidak langsung telah memperkuat peran mereka dalam menyebarkan dakwah Islam yang moderat. Foto ist.

Oxford. EDUKASIA.ID - Semangat dakwah Islam yang moderat, inklusif dan toleran di Inggris ternyata juga dipengaruhi oleh Milenial dan Gen-Z Diaspora Indonesia.

Peran penting Milenial dan Gen-Z Diaspora Indonesia tersebut terungkap dalam sebuah wawancara tim riset "Religious Literacy and the Narratives of Religiosity of Gen-Z Muslims in Indonesia and the United Kingdom."

Devi Pramitha, anggota tim riset menjelaskan, semangat gotong royong dan keinginan untuk menjembatani kesenjangan pemahaman, para milenial dan Gen-Z diaspora Indonesia di Inggris secara tidak langsung telah memperkuat peran mereka dalam menyebarkan dakwah Islam yang moderat.

Dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (30/12/2023), dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tersebut menyebut, upaya milenial dan Gen-Z diaspora Indonesia di Inggris itu menciptakan ruang dialog dan membawa kontribusi positif bagi masyarakat di negeri yang mereka tinggali.

Sementara itu, organisasi keagamaan disebut juga turut berperan dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang ramah khas Indonesia di tengah masyarakat Inggris yang multikultural.

Diantaranya Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) UK, Muhammadiyah UK, KIBAR, Firdaus UK, Indonesian Islamic Centre (IIC) London, dan Fatayat NU UK.

Hal tersebut diungkap oleh anggota tim riset lainnya, Dito Alif Pratama. Dosen Universitas PTIQ Jakarta menerangkan sejumlah pengajian ibu-ibu diaspora juga terus menjalankan perannya dalam membangun citra positif Islam moderat Indonesia di Inggris.

“Melalui kegiatan dakwah, seminar/dialog publik, dan dialog antar agama, mereka berusaha menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang Islam dan mengatasi stereotip negatif yang sering kali melekat pada umat Islam,” jelas Dito.

Namun demikian, data wawancara oleh Peneliti dan Mahasiswa Ph.D di Oxford University Irfan L. Sarhindi menemukan fakta bahwa masih kurangnya eksposur dan ketidakpercayaan diri menjadi faktor utama, mengapa dakwah Islam moderat Indonesia di Inggris dirasa belum optimal.

“Dibandingkan dengan komunitas Muslim dari negara-negara seperti Pakistan, Bangladesh, Maroko, dan Timur Tengah lainnya, diaspora Indonesia dianggap kurang terbuka dan kurang berpengaruh dalam menyebarkan ajaran Islam”, terang Irfan.

Irfan sangat mengapresiasi segala bentuk kontribusi positif dakwah Muslim Diaspora Indonesia di Inggris.

"Ada anggapan bahwa Indonesia adalah negara Muslim pinggiran’ yang jauh dari pusat peradaban Islam pertama di dunia, yang menghambat peran aktifnya dalam dakwah", jelasnya

Upaya untuk mengatasi tantangan ini, kata para Periset salah satunya adalah melalui organisasi-organisasi yang memiliki visi kuat dalam menyebarkan Islam moderat di luar negeri.

“Misalnya Fatayat NU UK, sebuah organisasi yang baru-baru ini didirikan dan diresmikan pada 2 Juli 2023,” tukasnya.

Sementara itu, jetua Fatayat NU UK, Ulfah Abdullah mengatakan kehadiran kepengurusan Fatayat di Inggris adalah bagian dari upaya untuk mendorong milenial dan Gen-Z agar aktif dalam menyebarkan Islam yang ramah ala Indonesia di Inggris.

“Fatayat NU UK memiliki misi menjadi garda terdepan dalam mendukung perempuan-perempuan muda yang berkiprah secara profesional dan berkhidmat bagi umat di Inggris,” lanjut Ulfah.

Ulfah menerangkan bahwa Fatayat berupaya untuk memberikan ruang bersama bagi para perempuan muslim khususnya gen-Z, di mana mereka dapat saling belajar dan berkumpul untuk memperkuat pendidikan keagamaan bagi Muslim diaspora Indonesia.

Fatayat NU UK, berkomitmen untuk membangun jembatan antara generasi muda Muslim diaspora Indonesia dan masyarakat Inggris.

“Organisasi ini berharap dapat mengatasi tantangan dan persepsi negatif terhadap Muslim Indonesia di luar negeri, serta mempromosikan Islam sebagai agama yang toleran dan inklusif,” kata Ulfah.

Tim Riset Kolaboratif UIN Malang dengan Universitas PTIQ Jakarta akan Kembali ke tanah air pada tanggal 29 Desember 2023 untuk selanjutnya membuat laporan penelitian.

Riset yang didanai oleh Litapdimas Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Ditjen Pendidikan Islam ini mengambil lokus di Indonesia dan Inggris.

Kurang lebih 12 hari mereka melakukan penggalian data, melalui focus grup discussion, pengamatan dan bergaul dengan Masyarakat Indonesia di Inggris, juga tentu dengan generasi millennial dan Gen-Z.

Tim Riset Kolaboratif terdiri dari Jamilah (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang), Md Mahmud Bin Sayeed (University of Warwick), Devi Pramitha (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang), Asep Ubaidillah (Universitas PTIQ Jakarta); yang dibantu oleh Faridatun Nikmah (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang) dan Dito Alif Pratama (Universitas PTIQ Jakarta) sebagai asisten peneliti.

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top