Muhammad Juanda Asrul, mahasiswa baru program studi Informatika Universitas Mega Buana Palopo (UMBP). Foto Kemdiktisaintek.
EDUKASIA.ID - Di sebuah rumah kecil di pinggiran Kota Palopo, Sulawesi Selatan, harapan besar untuk masa depan lahir dari kesederhanaan.
Muhammad Juanda Asrul, mahasiswa baru program studi Informatika Universitas Mega Buana Palopo (UMBP), kini resmi menjadi salah satu penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah) tahun ini.
Sabtu, 4 Oktober 2025 lalu menjadi hari yang tak biasa bagi Juanda. Rumah sederhananya kedatangan tamu penting Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Khairul Munadi, Rektor UMBP Nilawati Uly, dan Kepala LLDIKTI Wilayah IX. Kunjungan ini menjadi simbol perhatian pemerintah terhadap pemerataan akses pendidikan tinggi di seluruh pelosok negeri.
Dalam kunjungan itu, Dirjen Khairul memberikan pesan langsung kepada Juanda agar terus percaya diri menapaki jalan pendidikan.
"Jangan pernah ragu untuk terus melangkah. Pendidikan kini menjadi prioritas. Dengan belajar, insya Allah terbuka jalan menuju berbagai kesempatan lainnya," ujarnya.
Ia menegaskan pentingnya semangat dan konsistensi dalam menempuh pendidikan.
"Selain memperoleh ilmu, kita juga membangun jejaring pertemanan. Yang penting adalah tetap semangat, sabar, dan terus belajar,” pesan Dirjen Khairul.
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Khairul secara simbolik menyerahkan KIP Kuliah dan satu unit laptop untuk mendukung aktivitas kuliah Juanda.
“Pertama-tama, saya ucapkan selamat kepada Juanda yang telah terpilih menerima KIP Kuliah," katanya.
Menurut Khairul, capaian itu tak lepas dari kerja keras dan prestasi Juanda.
"Pemerintah hadir untuk memastikan akses pendidikan tinggi terbuka luas bagi semua anak bangsa, dari Sabang sampai Merauke,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan salam dari Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto, sebagai bentuk komitmen kuat pemerintah terhadap pemerataan pendidikan tinggi di Indonesia.
Bagi Juanda, kuliah bukan sekadar melanjutkan sekolah, melainkan janji kepada kedua orang tuanya. Ayahnya, mantan tukang ojek yang kini berjuang melawan stroke, dan ibunya yang setia mendampingi keluarga, menjadi alasan utamanya untuk terus berjuang.
“Setiap hari saya belajar di kamar kecil beratapkan seng, dan di sela waktu kuliah nanti saya berencana tetap membantu di rumah makan tempat saya bekerja," ujar Juanda dengan mata berkaca-kaca.
"Semua saya lakukan untuk membahagiakan orang tua,” tambahnya.
Sabtu, 4 Oktober 2025 lalu menjadi hari yang tak biasa bagi Juanda. Rumah sederhananya kedatangan tamu penting Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Khairul Munadi, Rektor UMBP Nilawati Uly, dan Kepala LLDIKTI Wilayah IX. Kunjungan ini menjadi simbol perhatian pemerintah terhadap pemerataan akses pendidikan tinggi di seluruh pelosok negeri.
Dalam kunjungan itu, Dirjen Khairul memberikan pesan langsung kepada Juanda agar terus percaya diri menapaki jalan pendidikan.
"Jangan pernah ragu untuk terus melangkah. Pendidikan kini menjadi prioritas. Dengan belajar, insya Allah terbuka jalan menuju berbagai kesempatan lainnya," ujarnya.
Ia menegaskan pentingnya semangat dan konsistensi dalam menempuh pendidikan.
"Selain memperoleh ilmu, kita juga membangun jejaring pertemanan. Yang penting adalah tetap semangat, sabar, dan terus belajar,” pesan Dirjen Khairul.
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Khairul secara simbolik menyerahkan KIP Kuliah dan satu unit laptop untuk mendukung aktivitas kuliah Juanda.
“Pertama-tama, saya ucapkan selamat kepada Juanda yang telah terpilih menerima KIP Kuliah," katanya.
Menurut Khairul, capaian itu tak lepas dari kerja keras dan prestasi Juanda.
"Pemerintah hadir untuk memastikan akses pendidikan tinggi terbuka luas bagi semua anak bangsa, dari Sabang sampai Merauke,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan salam dari Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto, sebagai bentuk komitmen kuat pemerintah terhadap pemerataan pendidikan tinggi di Indonesia.
Bagi Juanda, kuliah bukan sekadar melanjutkan sekolah, melainkan janji kepada kedua orang tuanya. Ayahnya, mantan tukang ojek yang kini berjuang melawan stroke, dan ibunya yang setia mendampingi keluarga, menjadi alasan utamanya untuk terus berjuang.
“Setiap hari saya belajar di kamar kecil beratapkan seng, dan di sela waktu kuliah nanti saya berencana tetap membantu di rumah makan tempat saya bekerja," ujar Juanda dengan mata berkaca-kaca.
"Semua saya lakukan untuk membahagiakan orang tua,” tambahnya.
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.