Dialog Media bertema “Kemenag dan Kesejahteraan Guru Agama”. Foto Kemenag.
Jakarta. EDUKASIA.ID - Kementerian Agama menegaskan komitmennya dalam meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi guru agama di seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan melalui kebijakan yang berkeadilan dan berkelanjutan, sejalan dengan upaya memperkuat kualitas pendidikan agama.
Hal tersebut disampaikan Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kemenag, Thobib Al Asyhar, dalam Dialog Media bertema “Kemenag dan Kesejahteraan Guru Agama” yang digelar di Jakarta, Rabu, 29 Oktober 2025.
Thobib menjelaskan, kegiatan ini menjadi bagian dari strategi komunikasi publik Kemenag untuk memperkuat transparansi dan literasi kebijakan kepada masyarakat.
“Kita ingin masyarakat tahu bahwa Kementerian Agama memperlakukan semua guru secara setara tanpa memandang latar agama,” ujarnya.
Menurut Thobib, guru agama memegang peran penting dalam membentuk karakter bangsa dan menjaga moralitas publik. Karena itu, perhatian terhadap kesejahteraan mereka merupakan tanggung jawab bersama.
Dialog Media kali ini menghadirkan lima narasumber dari Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu, Buddha, Kristen, Katolik, dan Pusbimdik Khonghucu. Mereka memaparkan capaian serta program peningkatan kesejahteraan dan kompetensi guru di masing-masing bidang.
Beberapa kebijakan yang disampaikan antara lain kenaikan Tunjangan Profesi Guru (TPG) Non-ASN dari Rp1,5 juta menjadi Rp2 juta per bulan, program tunjangan khusus bagi guru di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), hingga penguatan lembaga pendidikan keagamaan seperti Widyalaya, Dhammasekha, Taman Seminari, dan SETIAKIN Khonghucu.
“Dialog ini menjadi ruang untuk memperjelas arah dan hasil kerja Kemenag dalam meningkatkan kesejahteraan guru,” tambah Thobib.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Agama Bidang SDM dan Media, Ismail Chawidu, menegaskan pentingnya kesejahteraan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan.
“Guru yang sejahtera akan melahirkan pendidikan yang berkualitas,” ujar Ismail.
Ia menyebut kesejahteraan guru tidak semata soal tunjangan, melainkan juga penghargaan dan kesempatan untuk berkembang. Berdasarkan hasil riset internal, tingkat kepuasan guru disebut meningkat signifikan setelah kebijakan kenaikan tunjangan diberlakukan.
Ismail juga menyoroti peran media sebagai mitra strategis Kemenag dalam menyampaikan kebijakan publik secara edukatif dan konstruktif.
“Berita yang baik adalah yang memberi penjelasan nyata dan menawarkan solusi. Media adalah mitra strategis kami dalam memperkuat citra dan tanggung jawab publik,” jelasnya di hadapan awak media.
Melalui forum ini, Kemenag mengajak seluruh pihak mulai dari pemerintah, lembaga pendidikan, hingga media untuk bersinergi membangun narasi positif tentang kesejahteraan guru dan transformasi pendidikan agama.
Dialog Media ini sekaligus menegaskan komitmen Kemenag dalam mewujudkan pendidikan agama yang inklusif, berkeadilan, dan berorientasi pada peningkatan mutu serta kesejahteraan para pendidik di seluruh Indonesia.
Acara turut dihadiri oleh Dirjen Bimas Hindu I Nengah Duija, Dirjen Bimas Buddha Supriyadi, Kapusbimdik Khonghucu Nurudin, Direktur Pendidikan Kristen Suwarsono, Direktur Pendidikan Katolik Albertus Triyatmojo, serta sejumlah jurnalis media nasional dan lokal.



.png)



Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.