Kolaborasi Epik Mahasiswa Eksakta dan Santri Pondok Pesantren

Rohmatul Faizah, S.Pd.I., M.Pd.I. foto ist

Penulis: Rohmatul Faizah, S.Pd.I., M.Pd.I, (Dosen Pendidikan Agama Islam Fakultas Hukum UPN Veteran Jawa Timur)

Saatnya berkolaborasi bukan berkompetisi itulah yang disampaikan sebagian pakar. Para pengabdi atau pelaksana program-program pemberdayaan harus menyadari bahwa dirinya bukan manusia serba bisa dan serba tahu. Sementara yang dihadapi adalah masalah sosial yang begitu kompleks dan tidak bisa diselesaikan dengan satu perspektif disiplin ilmu. Maka dari itu, pelaksanaan program pemberdayaan bukan membiarkan pelaksananya berkompetisi. Karena kompetisi itu akan menyebabkan gesekan antar yang berbeda.

Merupakan hal yang baru pertama kali sebuah kampus Perguruan Tinggi Umum menggelar Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan spesifik bertema tentang Pesantren. Adalah UPN Veteran Jawa Timur yang bekerja sama dengan Majlis Al Muwasholah Bainal Ulama’Il Muslimin Jawa Timur untuk melaksanakan pengabdian masyarakat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik Pesantren. 

Lembaga Perguruan Tinggi memang seharusnya mempunyai program-program yang konkrit yang menyentuh langsung kepada masyarakat dalam hal ini khususnya masyarakat yang ada di Pondok Pesantren (Santri). Selain mahasiswa juga bisa mengaktulalisasikan ilmu yang mereka peroleh dari bangku kuliah, mereka juga dapat menimba dan belajar ilmu agama bersama para santri.

Seperti yang sudah disampaikan oleh Rektor UPN Veteran Jawa Timur Prof. DR. Ir. Akhmad Fauzi, M.MT  yang menegaskan bahwa agar mahasiswa terbina akhlaknya di pesantren menjadi kader bela negara yang berbudi luhur. Para mahasiswa diberi kesempatan mengamalkan ilmu manajemen atau bisnis di pesantren tempat dilaksanakan KKN Tematik. Dan para nahasiswa mendapatkan kesempatan nyantri (ngaji) di pesantren untuk meningkatkan kompetensinya.

Dalam kesempatan KKN tematik Pesantren kali ini penulis diamanahi sebagai Dosen Pembimbing Lapang (DPL) yang mengampu sebelas (11) mahasiswi dari Fakultas Pertanian UPN Veteran Jawa Timur dalam mengarungi pengabdian masyarakat tematik Pesantren ini. Bertempat di Pesantren Al Azhaar Puteri Kabupaten Tulungagung kami melakukan pengabdian yang ditarget dengan beberapa agenda dan kegiatan. Diantara kegiatan yang sudah dirancang dan harus direalisasikan adalah memberikan pemahaman dan pelatihan kepada para santri dalam pengelolaan sampah yang ada di Pesantren dan juga pemanfaatan hasil limbah air cucian beras untuk digunakan kompos dan kerajinan yang bernilai ekonomi.

Pengelolaan Sampah di Pesantren

Permasalahan sampah khususnya di Pesantren memang masih menjadi problem besar. Karena dimanapun manusia tinggal pasti akan menghasilkan sampah, baik itu organik maupun anoganik. Masalah sampah tersebut yang akan diurai oleh para mahasiswa peserta KKN tematik pesantren, agar para santri yang sudah memahami dasar-dasar keagamaan tentang sampah juga mengerti bagaimana pengolahan atau daur ulang sampah yang ada di sekitar mereka.

Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan bahwa sumber sampah yang paling dominan berasal dari rumah tangga (48%). Sebanyak 24% sampah berasal dari pasar tradisional dan 9% berasal dari kawasan komersial. Sisanya berasal dari fasilitas publik, sekolah, kantor, jalan dan sebagainya. Jenis sampah yang paling banyak dihasilkan adalah sampah organik (sisa makanan dan tumbuhan), kemudian plastik dan kertas.   Meskipun produksi sampah tersebut banyak disumbang oleh sektor rumah tangga sebagai unit penghasil sampah terbesar, agaknya pertumbuhan dunia kuliner di Indonesia yang pesat juga mempunyai kontribusi dalam menambah volume sampah di Indonesia. Karena itu sudah selayaknya pemerintah mengimbanginya dengan memberi edukasi yang tepat tentang pengelolaan sampah supaya debit sampahnya relatif terkendali.   

Dari semua jenis sampah itu, plastik merupakan produk sampah yang paling sulit dan lama terurai. Dia tidak mudah hancur dan menyatu dengan tanah seperti jenis sampah yang lain. Perlu setidaknya 100-500 tahun agar plastik bisa  terurai kembali secara alami, menyatu dengan tanah. Bayangkan, berapa generasi yang akan terlewati sejak kita pertama kali membuang bungkus permen, kemudian dia hancur terurai.

Dalam hal ini pengelolaan sampah menurut Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 adalah kegiatan sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengelolaan sampah dilakukan mulai dari sumber sampah sampai ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pengelolaan pada sumber dapat dilakukan dengan menetukan pola pewadahan yang baik. Pengelolaan pada sumber juga dapat dilakukan dengan metode composting dalam skala kecil. Pengelolaan sampaj sebelum menuju TPA dapat dilakukan dengan menentukan pola pemindahan, pengumpulan, dan pengangkutan yang baik. Sampah yang dibuang ke TPA biasanya sampah yang sudah tidak dapat diolah lagi dan dapat langsung di buang ke lingkungan.

Kolaborasi Santri dan Akademisi (Mahasiswa)

Dalam pelaksanaan KKN tematik Pesantren ini para peserta memberikan bimbingan dan pemahaman kepada para santri khususnya dalam pengelolaan sampah di lingkungan Pesantren. Santri yang telah mendapatkan pemahaman agama tentang kelestarian lingkungan dan pengelolaan sampah dari sisi agama harus juga diberikan pemahaman bagaimana mengelola sampah dengan baik dan benar. Dengan pemahaman yang komprehensif antara teks-teks agama dan juga dari sisi sains dan kesehatan para santri di Pondok Pesantren punya peluang yang sangat besar menjadi garda depan yang menginisiasi pembumian teks suci menyangkut pelestarian alam menjadi gerakan massal yang lebih implementatif dan konkret.

Selain pengelolaan sampah juga mahasiswa KKN tematik Pesantren ini memberikan pelatihan tentang pembuatan POC (Pupuk Organik Cair) dari limbah cucian beras atau leri. Pupuk organik cair adalah jenis pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik alami, seperti sisa-sisa tanaman, kotoran hewan, bahan tumbuhan, dan bahan-bahan organik lainnya.

Kegunaan pupuk berbahan organik dari limbah rumah tangga masih belum banyak diketahui oleh para santri, padahal memiliki banyak keuntungan dari segi ekonomi. Maka dengan adanya sosialisasi dan praktik lapang pembuatan poc limbah cucian beras atau leri diharapkan santri dapat mengetahui berbagai manfaat dan keuntungan dari air cucian beras tersebut salahsatunya yaitu bisa digunakan sebagai POC (Pupuk Organik Cair) untuk tanaman.

Selain para mahasiswa menjelaskan terkait dengan pengolahan sampah dan juga pembuatan kompos. Para santri juga pada malam hari memberikan pembelajaran terkait agama dan keagamaan kepada para mahasiswa, sehingga disini terjalin hubungan simbiosis mutualisme atau interaksi yang saling menguntungkan antar dua pihak.

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top