Cek Bahaya Air Sebelum Masuk mulut, Mahasiswa UGM Buat Lidah Elektronik

 Deteksi Bahaya Air Sebelum Masuk mulut, Mahasiswa UGM Buat Lidah Elektronik

Lidah elektronik atau electronic tongue (E-Tongue) untuk mendeteksi kandungan mineral dan logam berat pada air minum. Foto UGM.

Yogyakarta. EDUKASIA.ID - Untuk membantu masyarakat mengidentifikasi kualitas dan kelayakan air minum, serta mencegah bahaya kesehatan akibat konsumsi air minum yang terkontaminasi, tim mahasiswa UGM mengembangkan lidah elektronik. 

Teknologi lidah elektronik atau electronic tongue (E-Tongue) menggunakan teknologi machine learning, yang dapat mendeteksi kandungan mineral dan logam berat pada air minum. 

Inna Sri Utami, salah satu anggota tim menjelaskan deteksi alat ini dapat membantu pencegahan resiko penyakit kanker.

“Deteksi dini terhadap kandungan berbahaya dalam air dapat membantu mencegah risiko penyakit kanker yang disebabkan oleh air minum yang terkontaminasi logam berat,” sambung Inna Sri Utami dilansir laman UGM.

Dijelaskan, E-Tongue adalah sebuah perangkat yang dirancang untuk menirukan kemampuan lidah manusia dalam mendeteksi rasa yang telah dikembangkan oleh Laboratorium Fisika Material dan Instrumentasi di Departemen Fisika MIPA UGM. Dalam perkembangannya, teknologi ini telah diarahkan untuk mendeteksi senyawa kimia dalam cairan, termasuk air minum. 

“Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Inovasi ini diharapkan dapat memberikan solusi efektif dalam mendeteksi kandungan mineral dan logam berat pada air minum untuk memastikan apakah air tersebut layak dikonsumsi,” tutur, 

Dengan memadukan sensor yang sensitif dan teknologi machine learning, alat ini diharapkan dapat mengenali kandungan mineral dan logam berat dalam air secara cepat dan dengan tingkat akurasi yang tinggi. 

Mereka berharap, inovasi ini dapat menjadi landasan untuk penelitian lebih lanjut terkait pemantauan kualitas air. Tantangan di masa depan melibatkan implementasi teknologi ini dalam skala yang lebih luas, memastikan aksesibilitasnya, dan mendukung regulasi terkait

“Harapannya teknologi ini dapat segera diimplementasikan untuk meningkatkan pengawasan kualitas air dan memberikan dampak positif bagi masyarakat,” kata Inna.

Penelitian ini dilakukan oleh Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) dengan dukungan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). 

Penelitian tim yang terdiri dari Sri Utami (Fisika), Alfian Daffa  Baihaqi (Teknik Biomedis),Edwin Suryalaksana Wijaya (Fisika), dan Fadhya Chania (kimia) tersebut di bawah bimbingan Dr Eng Ahmad Kusumaatmaja, S.Si., M.Sc tersebut disebut sebagai langkah besar untuk memastikan masyarakat mendapatkan air minum yang sehat dan bebas dari kontaminan yang berbahaya.

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top