7 Etika Menghubungi Dosen Via WhatsApp, Mahasiswa Wajib Tahu

Ilustrasi. Foto Freepik
Penulis: Ma'rifah Nugraha (Volunteer Jurnalis, Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Walisongo)

Semarang. EDUKASIA .ID - Berkirim pesan merupakan hal yang sangat sederhana, terutama dengan teman, saudara dan orang tua.

Namun, akan berbeda pula ketika kamu mengirim pesan dengan pengajar alias dosen di kampus. Alasannya ada etika chat dosen yang perlu kamu terapkan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika dapat diartikan sebagai ilmu tentang apa yang lebih baik dan apa yang buruk serta tentang kewajiban  dan hak. Sehingga etika dapat diartikan sebagai kumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak dan juga dapat diartikan sebagai nilai mengenai yang benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Dalam hal ini, penting bagi mahasiswa untuk menerapkan etika ketika berkomunikasi dengan dosen melalui WhatsApp. Sebab etika adalah tanda bahwa kita menghargai lawan bicara.

Berikut adalah etika menghubungi dosen melalui Whatsapp yang dirangkum Eduksia.Id dari laman website Universitas Pasundan:

1. Perhatikan Waktu

Sebagai mahasiswa, Anda perlu tahu waktu yang tepat ketika ingin menghubungi dosen. 

Hindari menghubungi dosen di luar jam kerja. Sebab, dosen pun punya waktu untuk istirahat dan keluarga.

Mahasiswa juga tidak disarankan menghubungi dosen di akhir pekan yakni, hari Minggu.

Akan lebih baik mahasiswa menghubungi dosen di pagi hari atau siang hari selepas jam istirahat kampus. Atau lebih mudahnya, mahasiswa dapat menghubungi dosen sama jam kerja antara hari Senin - Sabtu pukul 08.00 WIB - 17.00 WIB.

2. Awali dengan Sapaan atau Salam

Etika berikutnya adalah mengucapkan salam atau sapaan, sebab hal ini menunjukkan wujud sopan santun.

Ketika siswa menunjukkan sikap yang baik, guru pun akan enggan untuk tidak menjawab pesan tersebut.

Contohnya seperti "Assalamualaikum Bapak/Ibu" atau "Selamat pagi Bapak/Ibu".

3. Ucapkan Permintaan Maaf

Meskipun siswa tidak melakukan kesalahan, permintaan maaf di awal pesan menunjukkan bahwa siswa menghargai waktu dosen.

Dalam konteks ini, siswa perlu meminta maaf jika pesan atau keperluanmu mengganggu dosen di tengah aktivitasnya yang padat. Misalnya, “Mohon maaf mengganggu waktu Bapak/Ibu.”

4. Sampaikan Identitas

Seorang dosen tidak hanya mengurusi satu mahasiswa saja, tetapi ratusan pesan masuk ke ponselnya. Dosen juga tidak mungkin menyimpan seluruh siswanya sehingga tidak tahu siapa yang mengirim pesan kepadanya.

Oleh karena itu, saat mengirim pesan hendaklah mencantumkan identitas seperti nama, nim, program studi atau semester agar dosen mengenal.

Contohnya: "Nama saya Nana, mahasiswa Komunikasi angkatan 2020. Pada semester 4 ini, saya mengambil mata kuliah Jurnalistik di kelas Ibu/Bapak".

5. Perhatikan Penggunaan Bahasa

Saat ingin mengirim pesan, pastikan susunan kalimat dan bahasanya mudah dipahami dosen. Pakailah kata-kata yang formal. Jangan lupa pula untuk memperhatikan tanda baca.

Hindari menyingkat kata seperti "yg, kpn, bs, otw". Sebab, perlu diingat bahwa yang sedang dihubungi adalah dosen bukan teman atau saudara.

6. Sampaikan Pesan yang Jelas

Saat mengirim pesan ke dosen, tulislah dengan kalimat sederhana yang efektif. Hindari menyampaikan terlalu banyak informasi karena akan terkesan bertele-tele.

Contohnya, jika membutuhkan tanda tangan dosen tersebut, kamu bisa menyampaikannya dengan kalimat “Saya ingin meminta tanda tangan Bapak/Ibu di lembar persetujuan skripsi, apakah Bapak/Ibu dapat saya temui dalam waktu dekat ini?”

7. Akhiri dengan Salam Penutup

Ucapkan salam penutup untuk mengakhiri pesan. Pada umumnya, salam penutup disampaikan dengan ucapan 'terima kasih'.

Nah itu tadi penjelasan singkat terkait apa saja etika mahasiswa ketika menghubungi dosen melalui WhatsApp. Semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk diimplementasikan!

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top