100 Remah Hikmah (82): Merasa Aman Karena Amanah


Ilustrasi: Foto pixabay


Penulis: Salahuddin Ibnu Sjahad*

EDUKASIA.ID - Amanah tak kemana jika anda memenuhi 2 syarat: 

1- anda benar-benar kompeten 

2- dunia tahu kompetensi anda 

Dalam bahasa perniagaan amanah sama artinya dengan loyalitas pelanggan. Di suatu pasar mungkin banyak para penjual es dawet berjejeran tapi saya tahu yang paling enak yang mana. 

Itu karena dia membuat es bukan hanya bermotif profit saja melainkan ada dedikasi & cinta dalam racikan esnya. Kompetensi muncul dengan dua kemungkinan. 

Yang pertama karena jam terbang yang tinggi seperti penjual es keliling yang tak hanya tahu cara membuat es yang benar tapi juga paham jam-jam istirahat sekolah tempat dia mangkal sampai dengan kesukaan para pelanggannya. 

Kompetensi juga bisa muncul karena pengetahuan, pengamatan dan analisis yang jeli sehingga tanpa pengalaman kerja bertahun-tahun pun, seorang fresh graduate bisa saja langsung jadi bos di perusahaan yang baru beberapa bulan dimasukinya. 

Nah, kompetensi sekomplit apapun tak akan berguna banyak jika dunia tak tahu menahu bahwa kita bisa. Manusia adalah makhluk yang suka diapresiasi. 

Dan sudah lazim bahwa apresiasi takkan lahir tanpa adanya promosi. Entah itu silent promotion, mouth to mouth, ataupun via iklan. 

Ketika karya atau kerja anda membuat decakan kagum publik tanpa ada yang mempromosikan dari mulut ke mulut atau juga spanduk, otomatis anda telah menunjukkan kelas anda dengan "promosi tanpa suara" tersebut. 

Kita memilih presiden bukan karena dia berbakat jadi presiden tapi karena "kelasnya". Kita mencoba mempercayai orang karena kita juga ingin dipercaya. Allah akan memberikan amanah sesuai kompetensi yang kita punya. 

Dia takkan memberikannya (baca: mengabulkan doa kita) selama kita belum siap menerimanya, dari sudut pandang Tuhan dan bukan sudut pandang kita. 

Laa yukallifullaahu nafsan illaa wus'ahaa. 

Laa yukallifullaahu nafsan illa maa aataahaa. 

Bersiaplah karena amanah datang tanpa bilang-bilang


**** * ****

*Salahuddin Ibnu Sjahad atau Mohammad Salahuddin Al-Ayyubi, seorang guru mata pelajaran Ilmu Tafsir di MAN Sumenep, peraih beasiswa studi S2 melalui Beasiswa Indonesia Bangkit di UIN Sunan Kalijaga. Tulisan ini merupakan kompilasi statusnya di Facebook yang kemudian dijadikannya buku berformat PDF, diberinya judul "100 Remah Hikmah: Secuil Cerita dan Sudut Pandang Baru dalam Menikmati Rutinitas Kehidupan."

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top