Catatan Harian Guru Pemula (11) : Titik Nol

Arie Irfan
0
Ilustrasi. Foto Unsplash.

Penulis : Mohammad Salahuddin Al-Ayyuubi, M.Ag*

EDUKASIA.ID - 
Agar tak terlalu jauh terbuai dalam rutinitas yang menidurkan fungsi akal, guru harus sering kembali ke titik nol.

Meng-nol-kan diri itu tak sekedar perlu bagi tiap guru, bahkan wajib. Maksud nol di sini adalah merasa tak punya apa-apa dan tak bisa apa-apa.

Jika seorang guru merasa punya apa-apa, kondisi itu memunculkan yang namanya relasi kuasa. Efeknya, guru menekan murid sebab punya kekuasaan atas nilai akademik dan nasib si murid minimal selama satu tahun pelajaran. 

Guru yang menjabat kepala sekolah atau pengawas akan menekan guru biasa sebab berkuasa atas penilaian kinerja. Guru ASN merasa punya privilege sehingga tak sadar bahwa perilaku atau sikapnya diskriminatif terhadap guru atau tendik honorer. 

Atau bahkan guru honorer sekalipun bisa terjebak dalam kondisi ini ketika ia punya privilege kerabat orang penting di struktural instansi tertentu sehingga saat salah sekalipun ia tak mudah "tersentuh".

Jika guru merasa bisa apa-apa, itu akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri dan umumnya berpotensi menjadi sumber toxic bagi lingkungan kerjanya. Bayangkan, tugas utama guru adalah 4P: perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. 

Realitanya, tugas utama itu sering terkalahkan oleh tugas tambahan: wali kelas, pembina ekskul, wakil kepala, hingga event-event kepanitiaan insidental tapi rutin semacam PPDB, dies natalis, PHBI/N, lomba antar sekolah, dsb. 

Seringnya, ada guru yang ditunjuk untuk turut serta menghandle semua kegiatan sekolah, sebaliknya ada guru yang tak ditunjuk sama sekali. Besar sekali potensi dengki dan penyakit 'ain yang akan timbul. 

Faktanya, murid yang terkorbankan dengan seringnya jam kosong dan formalitas penugasan. Bagaimana murid bisa mengerjakan tugas jika gurunya tak pernah masuk menjelaskan?

Ingatlah, tak ada manusia yang bisa melakukan segala hal. Bahkan ulama yang bergelar "allamah" pun digelari itu bukan karena menguasai semua bidang keilmuan, melainkan penguasaannya di banyak bidang. Ada perbedaan yang jelas antara SEMUA dan BANYAK. 

Kalau guru tidak tawadu' merendahkan diri di hadapan Allah ketika ada murid yang pandai, tidak tawakkal memasrahkan kepada Allah ketika ada murid yang susah belajar, bagaimana bisa atsar dan barokah ilmunya bisa ditransfer dengan baik kepada murid?

Lantas, bagaimana cara yang bisa dilakukan guru untuk merasa tak punya apa-apa dan tak bisa apa-apa? Banyak. Sebanyak bintang di langit bahkan.

Contohnya, upgrade ilmu dan pola pikir. Bisa dengan lanjut kuliah S2/S3 agar merasa nol lagi, dari yang sebelumnya merasa tahu apa-apa di depan murid. Ada yang caranya rajin ikut pengajian pesantren, kajian daring di kanal YouTube, dll.

Contoh lain, evaluasi dasar dengan melakukan penelitian tindakan kelas. Fungsinya, guru tahu progres kemampuannya, juga penguasaan siswa pada materi pembelajaran. 

Jika yang tidak paham dengan penjelasan dari guru hanya beberapa siswa, maka siswa itulah yang perlu diberi treatment lanjutan. Tetapi jika yang tidak paham dengan penjelasan dari guru semua atau sebagian besar siswa, maka guru harus tahu diri. 

Ada yang salah pada dirinya, entah pendekatan, bahasa, gaya, atau mungkin durasi ajar.

Haasibuu qabla an tuhaasabuu. 

Timbanglah dirimu sebelum kelak kau akan ditimbang. Menjadi nol kembali adalah sarana bagi guru untuk muhasabah, evaluasi diri, juga melepas penat dalam rehat, secukupnya saja, sebelum kembali berjibaku mencabut akar dan tunas kebodohan yang begitu cepat tumbuh kembali setiap hari.

* Pemilik akun FB Salahuddin Ibnu Sjahad dan IG @ibnusjahad adalah seorang guru pengampu mata pelajaran Al-Qur'an Hadis dan Tafsir di MAN Sumenep, alumni Beasiswa Indonesia Bangkit Program Gelar S2 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Posting Komentar

0 Komentar

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top