Inilah Yuni, Anak Tukang Becak yang Jadi Wisudawan Terbaik UIN Walisongo

Yuni Yusrotin wisudawan terbaik UIN Walisongo, bersama ayah dan ibunya usai wisuda. Foto ist.

EDUKASIA.ID - Kisah inspiratif bisa datang dari siapa saja, termasuk dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi. EDUKASIA.ID kali ini mengangkat perjalanan Yuni Yusrotin, mahasiswi asal Bojonegoro, anak seorang tukang becak yang berhasil meraih gelar wisudawan terbaik di UIN Walisongo.

Alumni Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang tersebut menjadi wisudawan terbaik pada Mei 2025, memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang sangat membanggakan, yakni 3,96.

Berprestasi sejak sekolah

Sejak di MTs hingga MA Islamiyyah Attanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro, Yuni aktif mengikuti berbagai olimpiade biologi, menumbuhkan minatnya yang besar dalam bidang ilmu hayati.

Ketertarikan saat di madrasah tersebut, membawanya memilih Biologi sebagai program studi pertamanya di UIN Walisongo Semarang, di mana ia berhasil lolos melalui jalur SNMPTN.

Keterbatasan ekonomi sempat menghalau

Perjalanan Yuni tidaklah mudah. Keterbatasan ekonomi keluarga sempat menjadi penghalang restu orang tua untuk melanjutkan pendidikan ke luar kota.

Ayahnya bekerja sebagai tukang becak dan ibunya sebagai pedagang. Namun, dengan tekad yang kuat, Yuni berupaya meringankan beban orang tua dengan mencari peluang beasiswa.

Setelah sempat gagal pada pengajuan pertama, ia akhirnya berhasil meraih Beasiswa Sepuluh Sarjana Per Desa dari Pemerintah Daerah Bojonegoro.

Meskipun sempat mengalami kesulitan dalam memahami materi perkuliahan di awal masa pandemi, gadis itu tidak menyerah.

Jadi asisten dosen

Yuni Yusrotin, aktif dalam kegiatan akademik dan non-akademik. Sejak semester tiga, ia menjadi asisten laboratorium biologi, menangani berbagai mata kuliah praktikum dan mendapatkan pengalaman berharga.

Pengalaman berharga lainnya juga ia dapatkan dengan menjadi asisten riset dosen yang sedang menempuh pendidikan doktoral (S3) di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan menjadi asisten riset mahasiswa S2 di Institut Pertanian Bogor (IPB), memperdalam pemahamannya dalam proses penelitian ilmiah secara mendalam.

Torehkan aneka prestasi

Prestasi Yuni semakin bersinar melalui partisipasinya dalam berbagai kompetisi dan forum ilmiah. Ia meraih Juara 6 Olimpiade Biologi pada Olimpiade Agama, Sains, dan Riset PTKI II se-Indonesia tahun 2023, meraih Bronze Medal dalam International Walisongo Science Competition 2023.

Yuni juga menjadi pembicara dalam National Student Conference on Environmental Engineering, Science, and Technology, serta menjadi pembicara pada Webinar Nasional Keilmuan Biologi #6 Universitas Riau.

Aktif berorganisasi

Selain aktif di bidang akademik, Yuni juga aktif dalam berbagai organisasi, baik di dalam maupun di luar kampus.

Yuni tergabung dalam KSM Riset dan Teknologi, Bank Sampah Walisongo, Ikatan Keluarga Arek-Arek Jawa Timur (IKA-JATIM), dan Ikatan Keluarga Ma’had Islami Attanwir (IKAMI).

Pengalaman magang dan riset tugas akhir di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Kebun Raya Bogor semakin memperkaya pengetahuannya di bidang botani, khususnya taksonomi tanaman bonsai.

Ia berhasil menyelesaikan skripsinya dan mengikuti sidang munaqosyah pada 30 Desember 2024, menuntaskan masa studinya selama 3 tahun 6 bulan.

Keberhasilan Yuni dalam akademik disebut tidak lepas dari bimbingan dan dukungan dosen pembimbingnya, Niken Kusumarini, M.Si. dan Muhammad Rifqi Hariri, M.Si., yang menjadi inspirasi dan teladan baginya.

Yuni bersyukur atas segala yang telah diraihnya dan berterima kasih kepada kedua orang tuanya atas segala pengorbanan.

Ia meyakini bahwa pendidikan adalah warisan paling berharga. Kisah Yuni Yusrotin menjadi inspirasi bagi banyak orang, membuktikan bahwa dengan tekad dan kerja keras, keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang untuk meraih impian dan kesuksesan.