Jawahir ketika mempersipkan shalat jumat di masjid perusaan tempatnya bekerja. Foto ist.
EDUKASIA.ID - Di tengah kehidupan yang makin serba cepat dan individualistis, masih ada sosok-sosok sederhana yang diam-diam bekerja membangun lingkungannya dengan penuh ketulusan, salah satunya adalah Jawahir Muhammad, warga Perumahan Graha Raya 1 Kaliwungu Kendal Jateng.
Alumni jurusan Pendidikan Agama Islam fakultas Tarbiyah IAIN (sekarang UIN) Walisongo Semarang itu tak memilih profesi guru sesuai jurusannya saat kuliah, namun justru berkiprah aktif di lingkungan tempat tinggalnya, termasuk di perusahaan tempat ia bekerja.
Kiprah sejak lulus Madrasah Aliyah
Kiprah Jawahir dimulai selepas lulus Aliyah di tanah kelahirannya di Cirebon, kala itu ia mulai mengajar di madrasah ibtidaiyah, memperkuat jalur pengabdiannya lewat dunia pendidikan.
Alumni pesantren Dondong luhur mangkang, MISK Sarean Kaliwungu dan Alfadhlu Kaliwungu itu mengaku, tahun 1999 menjadi titik awal perjalanannya di dunia akademik yang lebih luas saat ia diterima di Fakultas Tarbiyah UIN Walisongo Semarang.
"Selama kuliah, ia aktif dalam berbagai organisasi seperti Resimen Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), dan Himpunan Mahasiswa Jawa Barat," ujar Jawahir.
Selepas kuliah, ia juga konsen pada kegiatan beladiri AIKIDO aktif di berbagai pelatihan kepemimpinan untuk menempa kepemimpinan dan rasa tanggung jawab sosial.
Awalnya mengajar, akhirnya resign
Setelah menyelesaikan kuliah, Jawahir kembali ke dunia pendidikan. Namun, dengan pertimbangan tanggung jawab kepala keluarga terhadap kondisi ekonomi membuatnya beralih ke dunia kerja profesional di sejumlah perusahaan.
"Meski tak jadi guru, semangat melayani masyarakat insya Allah tidak pernah padam," ungkap Jawahir.
Jawahir dikenal sebagai tokoh penggerak komunitas di wilayah tempat tinggalnya. Ia menjabat sebagai Dewan Pengawas Yayasan Al-Huda, pengurus Masjid Al-Huda, dan Ketua Paguyuban Tirta Graha Mandiri. Di tempatnya bekerja, ia juga diamanhi mengurus masjid di kompleks perusahaan.
Aneka gagasan untuk masyarakat
Melalui peran-peran ini, ia mendorong banyak inisiatif warga yang mengakar dan berkelanjutan. Salah satu gagasan besarnya adalah pendirian UMKM Bina Graha Mandiri dan Group WA. Gudang promo UMKM Program ini menjadi wadah pelatihan bagi warga untuk menciptakan produk sendiri dan belajar cara memasarkannya.
Pelatihan rutin dan bazar UMKM yang digelar setiap bulan Agustus dalam rangka Hari Kemerdekaan selalu disambut antusias warga.
Tak hanya fokus pada ekonomi, Jawahir juga berperan besar dalam pembangunan fisik dan sosial lingkungan: pavingisasi jalan, penataan saluran air, pembangunan pos satpam, gapura perumahan, Penerangan jalan umum (PJU) hingga sistem pengelolaan sampah mandiri.
"Menurut saya, membangun perumahan tak cukup dengan infrastruktur yang lebih penting adalah membangun manusianya," tukasnya.
Dari sinilah lahir program-program pemberdayaan seperti Kampung Inggris, Senam Sehat Warga, dan pembinaan pencak silat PSHT. Semua bertujuan menghidupkan kembali rasa kebersamaan dan semangat gotong royong antar warga.
Ada salah satu inovasi menarik yang ia gagas bersama warga, yakni Wisata Kalen Edukasi, di mana sungai di lingkungan perumahan disulap menjadi wahana edukasi dan wisata ikan bagi anak-anak dan keluarga.
Tertarik isu-isu perlindungan lingkungan
Dalam isu lingkungan, Jawahir menggagas pembentukan Komunitas Peduli Lingkungan, yakni komunitas yang digagas untuk menjawab tantangan dan solusi pada masyarakat yang tidak berdaya menghadapi bencana banjir yang datang setiap tahun.
Jawahir menyebut, sebagai seorang muslim yang taat jawahir berpegang teguh pada nilai-nilai spiritualitas yang diajarkan agama islam. Ia mengutip Hadis yang berbunyi:
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيْمَانِ
Hal inilah yang melandasi pemikiran Jawahir ketika menginisiasi gerakan Komunitas Peduli Lingkungan. Ketika itu jiwanya terpanggil untuk berkontribusi terhadap masalah yang dihadapi oleh lingkungan masyarakat sekitar.
“Dalam hati akan merasa berdosa ketika ada bencana banjir namun masyarakat tidak berdaya atas kondisi tersebut,” ungkap Jawahir.
Prinsip yang dipegang ketika membentuk Komunitas Peduli Lingkungan menurutnya adalah “Bergarak dengan solusi atau diam pasrah menunggu bencana yang lebih besar datang.”
Bergerak bersama
Gerakan awal yang dilakukan adalah mengumpulkan semua pemangku kepentingan dari tingkat RT, RW, Desa dan kecamatan dengan tujuan untuk menyamakan persepsi bahwa banjir ini harus diatasi secara bersama dengan melepas egosentris kewilayahan karena yang terdampak lintas desa.
Pergerakan diawali dengan melakukan survei lapangan untuk mengetahui kondisi lapangan penyebab banjir. Berdasarkan data lapangan yang valid akan dipetakan masing-masing tanggung jawab dari semua komunitas.
Prinsip penanganan banjir yang dihasilkan antara lain :
1. Mengurangi genangan dengan meninggikan level daratan
2. Memperlancar aliaran sungai
3. Mengedukasi warga tentang pentingnya menjaga lingkungan
Komunitas ini lahir dari kepedulian mendalam terhadap kondisi lingkungan sekitar yang rentan banjir akibat tumpukan sampah dan sistem drainase yang tersumbat. Di bawah inisiasi Jawahir Muhammad, komunitas ini tak hanya bergerak di lapangan, tapi juga aktif menjalin koordinasi lintas pemangku kepentingan, dari RT, RW, Desa, Kecamatan, Kabupaten, hingga DPRD Kendal dan pihak Provinsi Jawa Tengah.
"Kami tidak bisa jalan sendiri. Menjaga lingkungan butuh sinergi semua pihak," ungkapnya.
Jalan hidupnya adalah mengabdi
Jawahir Muhammad adalah potret warga biasa dengan semangat luar biasa. Keteladanan dan konsistensinya membuktikan bahwa pengabdian kepada masyarakat tak selalu harus datang dari posisi formal kekuasaan. Cukup dengan hati yang tulus, langkah yang nyata, dan niat untuk terus memberi manfaat.
"Mengabdi adalah jalan hidup," begitu kira-kira prinsip yang dipegang Jawahir Muhammad.
Tanpa jabatan formal, ia membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari rumah, dari tetangga, dan dari komunitas terkecil. Semangatnya menginspirasi kita bahwa membangun negeri bisa dimulai dari halaman sendiri.
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.