Ada SD Hanya Dapat Satu Siswa, Pakar Manajemen Pendidikan Angkat Bicara

Pakar manajemen pendidikan, Prof Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag. Foto ist.

Semarang. EDUKASIA.ID - Fenomena beberapa Sekolah Dasar (SD) kekurangan murid saat momentum awal tahun pelajaran 2025/2026 mencuat di pemberitaan dan viral di media sosial. Bahkan, ada beberapa SD yang hanya dapat 1 siswa baru saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau MPLS di Sekolah.

Hal tersebut memantik perhatian banyak pihak, salah satunya dari pakar manajemen pendidikan, Prof Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag.

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kependidikan (FITK) UIN Walisongo itu memandang minimnya pendaftar SD dari beberapa faktor, salah satunya faktor keluarga.

“Kesadaran masyarakat untuk membina keluarga kecil, sehingga potensi pertumbuhan penduduk semakin menyusut,” ujar Prof Fatah Syukur.

Hal tersebut menurutnya terlihat dari banyak SD yang tutup atau dimerger karena tidak ada siswa baru.

Selain itu, Prof Fatah juga memandang terkait preferensi kelompok sosial terhadap kualitas pendidikan.

“Masyarakat kelas menengah lebih memilih pendidikan yang berkualitas, walaupun harus berbayar,” imbuhnya.

Hal lain yang menyebabkan beberapa SD kekurangan siswa, menurut adalah masyarakat yang berbasis pada keagamaan, lebih cenderung menyekolahkan anaknya di madrasah atau sekolah-sekolah Islam.

“Karena disana mendapatkan materi pendidikan umum dan agama sekaligus,” tukasnya.

Maka, menurut Prof Fatah, untuk mengatasi problem SD kekurangan siswa tersebut harus komprehensif melihat dari akar masalahnya.

“Kalau memang inputnya dari masyarakat berkurang bisa jadi harus di merger,” tegasnya.

Sedangkan jika masyarakat butuh kualitas, maka satuan pendidikan wajib meningkatkan kualitas.

Termasuk jika masyarakat butuh tambahan keagamaan, maka pengelola satuan pendidikan juga harus adaptif.