
Pertemuan antara Pemerintah Kota Bogor dengan para rektor perguruan tinggi se-Kota Bogor yang digelar di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Selasa (6/5) (Foto: Pemkot Bogor)
Edukasia.id - Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim mendorong seluruh perguruan tinggi di Kota Bogor untuk memberikan peluang pendidikan bagi calon mahasiswa dari keluarga kurang mampu, khususnya melalui program beasiswa.
Hal ini disampaikan Dedie saat menghadiri pertemuan antara Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dengan para rektor perguruan tinggi se-Kota Bogor yang digelar di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Selasa (6/5).
Pertemuan tersebut bertujuan untuk mendiskusikan strategi peningkatan lama sekolah, khususnya hingga jenjang pendidikan tinggi.
"Jangan sampai ketika sudah mendapatkan kesempatan kuliah, mereka tidak lulus karena kendala ekonomi," kata Dedie.
Ia menuturkan, saat ini Pemkot bersama para rektor tengah menyusun skema pembiayaan bagi mahasiswa kurang mampu melalui program orang tua asuh yang melibatkan berbagai industri.
Dedie mengungkapkan, angka lulusan SMA di Kota Bogor yang melanjutkan ke perguruan tinggi masih tergolong rendah, yakni baru mencapai 31,5 persen. Ini menunjukkan masih banyak lulusan yang belum mendapatkan akses pendidikan tinggi, padahal Kota Bogor memiliki satu perguruan tinggi negeri dan 14 perguruan tinggi swasta yang layak dijadikan pilihan.
Dalam kesempatan itu, Dedie juga menekankan pentingnya promosi pendidikan tinggi di Kota Bogor, baik kepada masyarakat lokal maupun dari luar kota. Ia menyebut Kota Bogor sebagai kota yang indah dan sejuk, dengan sarana pendidikan tinggi yang memadai.
"Kami berharap para orang tua dari luar Kota Bogor dapat memberikan izin kepada anak-anaknya untuk kuliah di Kota Bogor," ujarnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Prof. Mujahidin, menyambut baik inisiatif Pemkot. Ia mengatakan bahwa langkah awal yang akan dilakukan adalah melakukan pendataan terhadap lulusan SMA yang belum melanjutkan kuliah, untuk mengetahui penyebab utamanya.
"Kalau karena ketidakmampuan ekonomi, kami akan carikan beasiswanya sehingga mereka bisa melanjutkan ke perguruan tinggi," kata Mujahidin.
Selain itu, para rektor bersama Pemkot Bogor juga sepakat untuk memperkuat promosi seluruh perguruan tinggi yang ada di wilayah tersebut. Diskusi lanjutan akan dilakukan bersama pelaku industri untuk membentuk pola kemitraan dan pembiayaan pendidikan.
"Dari hasil diskusi ini akan berlanjut dengan pertemuan antara perguruan tinggi dan dunia industri. Kemudian akan kami bentuk polanya dan setelah itu akan ada pencanangan ajakan 'ayo kuliah di Kota Bogor'," ujarnya.
Ia berharap, kolaborasi ini bisa menjadi langkah awal yang memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan di Kota Bogor dan secara lebih luas, di Indonesia.
"Jangan sampai ketika sudah mendapatkan kesempatan kuliah, mereka tidak lulus karena kendala ekonomi," kata Dedie.
Ia menuturkan, saat ini Pemkot bersama para rektor tengah menyusun skema pembiayaan bagi mahasiswa kurang mampu melalui program orang tua asuh yang melibatkan berbagai industri.
Dedie mengungkapkan, angka lulusan SMA di Kota Bogor yang melanjutkan ke perguruan tinggi masih tergolong rendah, yakni baru mencapai 31,5 persen. Ini menunjukkan masih banyak lulusan yang belum mendapatkan akses pendidikan tinggi, padahal Kota Bogor memiliki satu perguruan tinggi negeri dan 14 perguruan tinggi swasta yang layak dijadikan pilihan.
Dalam kesempatan itu, Dedie juga menekankan pentingnya promosi pendidikan tinggi di Kota Bogor, baik kepada masyarakat lokal maupun dari luar kota. Ia menyebut Kota Bogor sebagai kota yang indah dan sejuk, dengan sarana pendidikan tinggi yang memadai.
"Kami berharap para orang tua dari luar Kota Bogor dapat memberikan izin kepada anak-anaknya untuk kuliah di Kota Bogor," ujarnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Prof. Mujahidin, menyambut baik inisiatif Pemkot. Ia mengatakan bahwa langkah awal yang akan dilakukan adalah melakukan pendataan terhadap lulusan SMA yang belum melanjutkan kuliah, untuk mengetahui penyebab utamanya.
"Kalau karena ketidakmampuan ekonomi, kami akan carikan beasiswanya sehingga mereka bisa melanjutkan ke perguruan tinggi," kata Mujahidin.
Selain itu, para rektor bersama Pemkot Bogor juga sepakat untuk memperkuat promosi seluruh perguruan tinggi yang ada di wilayah tersebut. Diskusi lanjutan akan dilakukan bersama pelaku industri untuk membentuk pola kemitraan dan pembiayaan pendidikan.
"Dari hasil diskusi ini akan berlanjut dengan pertemuan antara perguruan tinggi dan dunia industri. Kemudian akan kami bentuk polanya dan setelah itu akan ada pencanangan ajakan 'ayo kuliah di Kota Bogor'," ujarnya.
Ia berharap, kolaborasi ini bisa menjadi langkah awal yang memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan di Kota Bogor dan secara lebih luas, di Indonesia.
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.