Guru Kemenag Ikut PPG Digital, Antrean Sertifikasi Tak Perlu Tunggu Puluhan Tahun

Ma'rifah Nugraha
0
Sebanyak lebih dari 33 ribu guru resmi mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) Daljab Kementerian Agama. Foto Kemenag.

EDUKASIA.ID - Meraih sertifikasi guru kini tak lagi harus menunggu bertahun-tahun. Kementerian Agama (Kemenag) resmi membuka Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan Batch II tahun 2025 dengan konsep pembelajaran digital dan mandiri.

Program ini diikuti lebih dari 33 ribu guru dari madrasah dan Bimas, menjadi terobosan besar dalam reformasi sertifikasi guru di lingkungan pendidikan keagamaan.

Ketua Panitia Nasional PPG, Thobib Al-Asyhar, menyebut PPG 2025 sebagai gebrakan besar yang mengubah cara lama. Dulu, guru harus antre hingga 30 tahun agar bisa mengikuti PPG.

Sekarang, cukup dari rumah, guru belajar mandiri, menjalani uji kompetensi, hingga memperoleh sertifikat resmi melalui platform Learning Management System (LMS).

“Sistem digital membuat kita bisa menjangkau ribuan guru sekaligus, lebih hemat biaya, tanpa mengorbankan kualitas," ujar Thobib.

Dikatakan, PPG tahun ini memfokuskan pada guru mata pelajaran umum di madrasah. Selain pembelajaran daring, seleksi administratif diterapkan sebagai bentuk afirmasi bagi guru lama.

Peserta wajib menuntaskan beban belajar 36 SKS yang menggabungkan pengakuan pembelajaran sebelumnya (RPL) dan pembelajaran inti. Seluruh proses tanpa tatap muka, menjaga fleksibilitas namun tetap mendalam secara materi.

Selain aspek teknis, program ini menekankan integritas. Peserta dilarang keras menggunakan joki dan diharapkan menjalani seluruh proses dengan jujur dan serius.

Lebih dari itu, guru mata pelajaran umum di madrasah dituntut mengintegrasikan nilai keislaman ke dalam pembelajaran.

“Kolaborasi dengan guru mapel agama pun ditekankan guna mencetak lulusan yang unggul, moderat, dan religius,” jelas Thobib.

Ia berharap guru dapat melahirkan generasi besar seperti Ibnu Sina dan Al-Khawarizmi yang berpikir saintifik sekaligus spiritual.

“Dan itu butuh guru luar biasa,” tambahnya.

Thobib menegaskan, PPG bukan sekadar pelatihan teknis, tapi ruang transformasi diri. Guru harus menjadi agen perubahan dan pendidik sejati, bukan hanya pengajar.

“Karena itu, guru harus terus belajar, rendah hati, dan mampu beradaptasi di tengah perubahan zaman,” pesannya menutup arahannya.

Sekretaris Panitia Nasional PPG, Fathu Yasik, menyebutkan program ini melibatkan 14 LPTK mitra dari perguruan tinggi binaan Kemendikbudristek, seperti UNJ, UPI, UNY, Unesa, UNM, dan UNNES. Jumlah peserta dari madrasah mencapai 32.923 guru, ditambah guru dari Bimas Kristen (961), Katolik (42), dan Hindu (262).

“Guru didorong menjadi pembelajar sejati yang mandiri dan bertanggung jawab penuh atas peningkatan kompetensinya,” ujar Yasik.

Posting Komentar

0 Komentar

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top