AICIS+ 2025 Banjir Naskah Internasional, Tembus 1.000 Proposal dari 18 Negara

Ma'rifah Nugraha
0
AICIS+ 2025. Foto Kemenag.

EDUKASIA.ID - Ajang Annual International Conference on Islam, Science and Society (AICIS+) 2025 banjir peminat. Hingga pertengahan Agustus ini, panitia telah menerima lebih dari 1.000 naskah penelitian dari berbagai lembaga di 18 negara.

Antusiasme ini menjadi catatan penting dalam sejarah AICIS+ yang kini menjelma menjadi forum akademik internasional bergengsi.

"Diskusi kita tentang pemikiran Islam, pendidikan, dan isu-isu kontemporer ternyata mendapat perhatian dari berbagai belahan dunia," ujar Sekretaris Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Chaider S. Bamualim, saat ditemui di Cimanggis, Kamis, 14 Agustus 2025.

Konferensi yang digelar oleh UIII bekerja sama dengan Kementerian Agama RI ini akan berlangsung pada 29–31 Oktober 2025 di kampus UIII, Depok. Tahun ini, AICIS+ mengangkat tema “Islam, Ekoteologi, dan Transformasi Teknologi: Inovasi Multidisipliner untuk Masa Depan yang Adil dan Berkelanjutan”.

Menurut Chaider, pihak panitia masih membuka pengajuan naskah hingga 15 Agustus 2025. Ia memperkirakan jumlah proposal yang masuk akan terus bertambah menjelang tenggat.

“Menjelang batas waktu, jumlah pengajuan diperkirakan akan terus bertambah dan berpotensi mencapai angka baru,” jelasnya.

Naskah-naskah yang sudah diterima datang dari berbagai penjuru dunia mulai dari Indonesia, Malaysia, India, Pakistan, hingga Inggris, Arab Saudi, dan Kenya. Negara lain yang juga tercatat mengirimkan proposal di antaranya Maroko, Nigeria, Qatar, Tiongkok, Mesir, Filipina, Singapura, Swiss, Thailand, Turki, dan Uganda.

“Partisipasi yang beragam ini menunjukkan AICIS+ semakin diakui sebagai forum internasional,” lanjut Chaider.

AICIS+ sendiri selama ini dikenal sebagai ruang bertemunya para pemikir dan peneliti untuk menggali hubungan antara Islam, pendidikan, sains, dan isu-isu sosial kontemporer yang krusial.

Rektor UIII, Prof. Jamhari, menyebut lonjakan partisipasi global ini sebagai bukti bahwa konferensi yang dulunya bersifat nasional kini telah menjelma menjadi panggung global.

"AICIS+ yang dulu bersifat nasional kini menjadi ajang pertemuan global," ungkapnya.

"Harapan kami, forum ini bisa melahirkan dialog yang memperkaya keilmuan Islam sekaligus menawarkan solusi bagi tantangan bersama umat manusia di seluruh dunia," pungkas Prof. Jamhari.

Posting Komentar

0 Komentar

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top