Ilustrasi. Foto Freepik.
EDUKASIA.ID - Kasus meninggalnya seorang anak berusia empat tahun akibat infeksi cacing kembali membuka mata publik bahwa cacingan bukan penyakit sepele. Kondisi ini masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia, terutama di kalangan anak-anak.
Ahli parasitologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dr. Farindira Vesti Rahmasari menyebut kasus ini sebagai peringatan penting bagi orang tua untuk lebih peduli terhadap kesehatan anak, khususnya dalam menjaga kebersihan dan mencegah penularan penyakit cacingan.
“Kasus ini kemungkinan besar dipicu oleh kebiasaan anak bermain di tanah kotor, kebiasaan mencuci tangan yang buruk, dan lingkungan yang tidak higienis," ujarnya, Kami, 21 Agustus 2025, dikutip dari laman UMY.
"Penularan terjadi melalui kotoran manusia yang mengandung telur cacing, kemudian masuk melalui makanan, minuman, atau tangan yang kotor. Infeksi berulang tanpa penanganan dapat menimbulkan hiperinfeksi, sehingga jumlah cacing di usus sangat banyak,” jelasnya.
Cacingan Bisa Sebabkan Komplikasi Serius
Farindira menjelaskan, infeksi cacing terjadi saat telur atau larva masuk ke tubuh melalui makanan, minuman, atau tanah yang terkontaminasi. Jika tak segera ditangani, infeksi ini bisa berkembang menjadi serius dan mengganggu fungsi organ vital.Ia menyebutkan, jenis cacing yang paling sering menyerang anak-anak adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), disusul cacing tambang dan cacing cambuk.
"Infeksi berat bisa memicu komplikasi serius seperti sumbatan usus dan peritonitis. Inilah yang diduga menjadi penyebab kematian anak di Sukabumi tersebut," ujar dr. Farindira.
Infeksi cacing gelang dalam jumlah besar juga bisa menyebabkan malnutrisi, sumbatan usus, perforasi, hingga kematian. Kondisi ini sangat rentan terjadi jika infeksi berlangsung lama tanpa pengobatan.
Sayangnya, gejala cacingan sering kali tidak disadari oleh orang tua. Anak terlihat sehat, tetapi sebenarnya sedang mengalami gangguan dalam tubuhnya.
"Gejala kadang muncul pada saluran pernapasan, seperti batuk atau mengi, karena larva bermigrasi melalui paru-paru. Pada kasus berat, cacing bahkan bisa keluar melalui muntahan, kotoran, hidung, atau telinga anak," jelasnya.
Secara umum, gejala yang bisa muncul antara lain:
- Perut buncit
- Nafsu makan menurun
- Berat badan sulit naik
- Sering sakit perut atau mual tanpa sebab jelas
- Pencegahan Bisa Dimulai dari Rumah
“Pencegahan jauh lebih penting. Obat cacing sudah menjadi program pemerintah, tetapi keberhasilannya tergantung kesadaran orang tua. Selain itu, kebersihan makanan, minuman, dan kebiasaan mencuci tangan anak juga harus dijaga,” tegasnya.
Tak hanya individu, Farindira menekankan pentingnya upaya kolektif untuk menjaga kebersihan lingkungan sebagai bagian dari pencegahan infeksi.
“Pengobatan saja tidak cukup. Jika lingkungan tetap kotor, sumber penularan akan terus ada. Jadi, menjaga sanitasi sama pentingnya dengan memberikan obat,” katanya.
Ia menutup penjelasannya dengan menegaskan bahwa upaya pencegahan harus melibatkan seluruh elemen masyarakat dari keluarga, sekolah, hingga komunitas.
“Cacingan masih menjadi masalah kesehatan tropis di Indonesia, tetapi sebenarnya bisa dicegah dengan langkah sederhana,” tutup dr. Farindira.
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.