Lulus Doktoral Falak Terbaik, Nurkhanif Santri Pelosok Raih Beasiswa Sejak S1

Redaksi
0
Wisudawan doktor falak terbaik UIN Walisongo, Muhammad Nurkhanif. Foto ist.

EDUKASIA.ID - Dr. Muhammad Nurkhanif, M.S.I, asal pelosok Tegal, berhasil meraih gelar doktor di UIN Walisongo Semarang. Ia akan dinobatkan sebagai wisudawan terbaik Program Studi Islam S3 Konsentrasi Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang, Sabtu 23 Agustus 2025.

Predikat itu diraih dengan Indeks Prestasi Kumulatif 3,92. Ia menempuh studi doktoralnya hanya dalam enam semester.

Disertasinya berjudul “Integrasi Fiqih dan Astronomi: Formulasi Metode Klarifikasi Klaim Kesaksian Hilal dalam Penentuan Awal Bulan Kamariah di Indonesia.” Saat promosi doktor, ia meraih nilai sempurna 4,0.

Riset ini membahas persoalan klasik penentuan awal bulan Islam. Ia memadukan pendekatan fiqih dan astronomi agar rukyatul hilal lebih otoritatif dan minim konflik.

Nurkhanif bahkan menyusun SOP teknis rukyat berbasis integrasi. Ia juga merumuskan metode klarifikasi klaim kesaksian hilal yang selama ini sering menimbulkan perbedaan pendapat

“Rukyat tanpa hisab menyesatkan. Hisab tanpa rukyat tidak ilmiah. Klaim tanpa klarifikasi kurang abasah,” ujarnya menegaskan prinsip penelitiannya.

Perjalanan hidupnya penuh inspirasi. Lahir di kampung pelosok Tegal, ia tumbuh sebagai santri di Pondok Pesantren Alhikmah 2 Brebes dan Daarunnajaah Jrakah Semarang.

Kesungguhan belajar membawanya pada jalur beasiswa sejak S1, S2, hingga S3. Dari PBSB, Beasiswa Pembibitan Calon Dosen, hingga Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) LPDP-Kemenag.

Sejak 2022 ia resmi menjadi awardee BIB. Melalui beasiswa ini ia menyelesaikan studi doktoralnya dengan hasil cemerlang.

Kini ia aktif mengajar di FSH UIN Walisongo, Universitas Terbuka, serta IBN Slawi Tegal. Kesibukan akademik tak membuatnya berhenti meneliti.

Ia juga dikenal aktif dalam Lembaga Falakiyah NU Jawa Tengah. Dari sana ia turut membangun tradisi keilmuan falak di masyarakat.

Bagi Nurkhanif, ilmu tidak hanya berhenti pada kajian, tetapi juga harus memberi manfaat nyata. Karena itu ia bertekad menularkan ilmunya kepada mahasiswa dan santri.

Cita-citanya sederhana, menjadikan ilmu falak di Indonesia lebih integratif, akurat, dan relevan dengan zaman.

Prestasi ini menjadi kebanggaan keluarga dan kampung halamannya di Tegal. Ia ingin membuktikan, meski lahir jauh dari kota, tekad kuat bisa mengantarkan pada mimpi besar.

“Semua ini berkat doa orang tua. Saya hanya berusaha sekuat tenaga,” ungkapnya penuh haru.

Pesannya sederhana, terutama untuk para santri dan mahasiswa: jangan pernah takut bermimpi, sebab dari kampung pelosok pun, jalan menuju puncak ilmu tetap terbuka.

Posting Komentar

0 Komentar

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top