Sosialisasi MoRA The Air Funds 2025 di UIN Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung. Foto Kemenag.
EDUKASIA.ID - Kementerian Agama melalui Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (PUSPENMA) mendorong civitas akademika Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) dan Ma’had Aly untuk aktif memanfaatkan dana riset kolaboratif yang dikelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Kepala PUSPENMA, Ruchman Basori, menyampaikan hal itu saat sosialisasi MoRA The Air Funds 2025 di UIN Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung, Jumat, 29 Agustus 2025.
Diketahui, MoRA The Air Funds merupakan program riset kolaborasi Kementerian Agama dengan LPDP Kementerian Keuangan. Pendanaan ditangani oleh PUSPENMA, sementara kebijakan riset dikelola Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) Ditjen Pendidikan Islam.
Selain mengurus Program Indonesia Pintar (PIP), KIP Kuliah, hingga beasiswa non-gelar, PUSPENMA juga menangani bantuan riset kolaboratif ini.
“Meningkatkan dan mengembangkan keilmuan pada Perguruan Tinggi Keagamaan, berbasis riset, sehingga lebih inovatif dan berdampak pada kehidupan masyarakat dan kebangsaan,” ujar Ruchman, alumni UIN Walisongo.
Ruchman menambahkan, tujuan penting MoRA The Air Funds adalah memperbanyak hasil riset dalam bentuk hak kekayaan intelektual, publikasi buku internasional, jurnal bereputasi global, hingga produk dan teknologi yang bisa dihilirisasi bersama dunia usaha dan industri.
“Tujuan yang tak kalah pentingnya adalah memperbanyak hasil riset yang berdampak nyata secara ekonomi dan sosial,” jelasnya.
Ada empat tema utama riset yang didanai yakni sosial-humaniora, ekonomi dan lingkungan, kebijakan layanan pendidikan dan keagamaan (dengan plafon maksimal Rp 500 juta), serta sains dan teknologi (hingga Rp 2 miliar).
Sambutan UIN SATU Tulungagung
Rektor UIN SATU Tulungagung, Prof. Dr. Abdul Aziz, menyambut baik program ini.“Program MoRA The Air Fund merupakan program strategis, para dosen harus memanfaatkan dana riset ini, untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas riset,” katanya.
Hal senada disampaikan Ketua LP2M UIN SATU, Prof. Dr. Ngainun Naim, M.Ag.
“Kami akan segera sosialisasi dan ajak para dosen untuk segera menulis proposal sesuai pedoman dan Juknis MoRA The Air Fund,” ucapnya.
Syarat Periset
Untuk dosen PTK, syaratnya antara lain: WNI, lulusan S3 minimal lektor, memiliki rekam jejak akademik baik, skor Sinta overall minimal 50, serta diutamakan berkolaborasi dengan periset perguruan tinggi dalam atau luar negeri peringkat 500 dunia.Sementara bagi dosen Ma’had Aly, syaratnya minimal lulusan S2, memiliki SK pengangkatan dari Mudir Ma’had Aly, rekomendasi Majelis Masyayikh, serta karya akademik sesuai takhassus dalam bahasa Arab.
Pendaftaran Awal September
PUSPENMA akan membuka pendaftaran MoRA The Air Fund 2025 pada awal September. Program ini terbuka untuk periset dari PTKI maupun PTK di bawah Ditjen Bimas Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu, serta Ma’had Aly.Anggaran yang disiapkan Rp 50 miliar untuk 2025, sama seperti tahun 2024, dan kembali Rp 50 miliar pada 2026.
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.