Bantuan Riset Rp2 Miliar Dibuka Lewat MoRA The Air Fund 2025

Ma'rifah Nugraha
0
Kegiatan Sosialisasi Program MoRA The Air Fund 2025 di UIN Malang. Foto Kemenag.

EDUKASIA.ID - Kementerian Agama (Kemenag) lewat Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Puspenma) kembali membuka peluang besar bagi para dosen untuk ikut dalam program Riset Indonesia Bangkit atau yang dikenal dengan MoRA The Air Fund.

Program ini disiapkan untuk mendorong riset-riset strategis di bidang sains, teknologi, sosial humaniora, hingga kebijakan keagamaan. Tak tanggung-tanggung, anggaran hingga Rp2 miliar disiapkan untuk riset di bidang sains dan teknologi, sementara untuk bidang sosial humaniora, ekonomi dan lingkungan, serta kebijakan agama dan keagamaan masing-masing maksimal Rp500 juta.

Kepala Puspenma Sekretariat Jenderal Kemenag, Ruchman Basori, mengajak para dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang untuk tidak melewatkan kesempatan emas ini.

“Ayo para dosen manfaatkanlah program MoRA The Air Fund untuk melakukan riset-riset yang berdampak pada pembangunan bangsa,” ujarnya dalam kegiatan Sosialisasi Program MoRA The Air Fund 2025 di UIN Malang, Kamis, 9 Oktober 2025.

Ruchman menjelaskan, sejak 2024 LPDP memberikan amanah Rp50 miliar per tahun kepada Kemenag sebagai anggaran bantuan riset. Dana ini akan terus berlanjut hingga 2026.

“Anggaran ini untuk dimanfaatkan para dosen yang diberi nama Riset Indonesia Bangkit MoRA The Air Fund. Anggaran yang sama juga telah dialokasikan untuk 2026,” katanya.

Menurut Ruchman, riset dengan nilai maksimal Rp2 miliar difokuskan untuk bidang sains dan teknologi. Tema riset yang bisa diajukan mencakup hilirisasi sains dalam pengembangan teknologi, kedokteran dan kesehatan, pertanian dan ketahanan pangan, kemaritiman, transportasi, keragaman hayati, kebencanaan, pertahanan dan keamanan, hingga jaringan dan keamanan informasi.

Selain itu, terdapat tema-tema spesifik lain seperti saintifikasi jamu dan herbal, teknologi produksi pigmen alami, etnomedisin (daun, akar, umbi, batang, buah), pengembangan teknologi biosimilar dan biorefinery, penguatan agroindustri lokal, hingga pemanfaatan big data.

Untuk bisa ikut serta, para dosen perlu memenuhi beberapa persyaratan. Di antaranya berstatus WNI, berasal dari PTK atau Fakultas Agama Islam pada PTU di bawah binaan Kemenag, memiliki kualifikasi akademik S3 dengan jabatan minimal Lektor, serta Sinta Score Overall minimal 100.

Ruchman menambahkan, kolaborasi riset menjadi poin penting dalam program ini.

“Diutamakan berkolaborasi dengan periset dari perguruan tinggi dalam dan/atau luar negeri, yang masuk peringkat 500 dunia berdasarkan QS World University Rankings,” ujarnya.

Setiap dosen hanya boleh mengajukan satu proposal riset, baik sebagai periset utama maupun anggota.

Dorong Budaya Riset di Kampus

Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Ilfi Nurdiana, menyambut positif inisiatif Kemenag tersebut. Ia berharap dosen-dosen UIN Malang semakin aktif dalam melakukan penelitian.

“UIN Malang setidaknya dapat mengambil peran pada 12 kelompok penelitian agar optimal memanfaatkan anggaran MoRA The Air Fund, naik 4 kali lipat dari tahun 2024 yang hanya 3 judul penelitian yang lolos,” tutur Ilfi.

Ilfi menilai, program ini tak hanya memberikan kesempatan pendanaan besar, tetapi juga membentuk budaya riset yang kuat di kalangan akademisi.

Mulai Dibuka Oktober 2025

Pendaftaran bantuan riset kolaboratif LPDP–Kemenag MoRA The Air Fund akan dibuka mulai 13 Oktober 2025, dan proses pendaftaran melalui aplikasi akan dimulai 23 Oktober 2025.

Pada kegiatan sosialisasi di UIN Malang, turut hadir Tim Kerja Kerjasama Kelembagaan, Riset dan Investasi Pendidikan Hendro Dwi Antoro, yang menyampaikan hal-hal teknis pendaftaran melalui website eRISPRO Kementerian Keuangan.
Selain MoRA The Air Fund, Ruchman menyebut Puspenma juga menangani berbagai program pembiayaan lain seperti Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB), Program Indonesia Pintar, KIP Kuliah, serta investasi pendidikan lainnya.

“Selain itu adalah Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB), Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Dasar dan Menengah Keagamaan, KIP Kuliah dan pelbagai investasi pendidikan lainnya,” jelasnya.

Diketahui, acara turut dihadiri oleh Ketua Senat UIN Malang Mufidah, Direktur Pascasarjana Agus Maemun, para dekan, ketua lembaga, kepala pusat, serta segenap dosen.


Posting Komentar

0 Komentar

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top