Kondisi banjir yang melanda wilayab Kabupaten Aceh Tenggara, pada Kamis, 27 November 2025. Foto BPBD Aceh Tenggara.
Jakarta. EDUKASIA.ID - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menyampaikan duka mendalam atas bencana yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Mengutip laman Kemendikdasmen, Laporan awal per 1 Desember 2025 menunjukkan sedikitnya 30 perguruan tinggi terdampak dengan tingkat kerusakan bervariasi, mulai dari fasilitas kampus yang rusak hingga akses menuju kampus yang terputus.
Selain gangguan listrik dan sinyal, setidaknya 6.437 sivitas akademika tercatat terdampak langsung. Hingga kini belum ada laporan terkait korban jiwa atau hilang. Kemdiktisaintek menegaskan bahwa data masih bersifat awal dan akan terus diperbarui seiring proses verifikasi lapangan.
Menghadapi situasi ini, Kemdiktisaintek menyiapkan langkah strategis melalui program pengabdian kepada masyarakat sebagai respons awal. Pendekatan ini diarahkan pada intervensi cepat, inovatif, dan berbasis sains dengan melibatkan dosen, mahasiswa, pemerintah daerah, dan perguruan tinggi di sekitar wilayah bencana.
Kementerian membagi dukungan dalam dua tahap. Respons Tanggap Darurat berlangsung hingga 31 Desember 2025 dan berfokus pada kebutuhan mendesak serta penanganan langsung di lapangan. Setelah itu, program akan berlanjut ke Tahap Pemulihan sepanjang 2026 melalui kegiatan rehabilitasi dan penguatan pascabencana.
Sebanyak 13 perguruan tinggi di wilayah terdampak, meliputi Aceh, Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Jambi, ditunjuk sebagai posko pusat koordinasi akademik. Kampus-kampus ini menjadi titik integrasi informasi dan pelaksanaan program di lapangan.
Di sisi lain, perguruan tinggi di luar wilayah bencana yang memiliki kapasitas teknologi atau keahlian khusus didorong untuk ikut mengirim tenaga ahli dan dukungan teknis. Kemdiktisaintek bersama Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) memastikan koordinasi tetap berjalan agar penanganan berlangsung cepat dan menyeluruh.
Kemdiktisaintek juga memberi perhatian khusus pada keberlanjutan akademik. Kementerian menyiapkan langkah relaksasi pembelajaran bagi mahasiswa, dosen, dan perguruan tinggi yang terdampak untuk memastikan kegiatan studi tetap berlangsung secara adaptif dan manusiawi.
Tak hanya itu, Pusat Pembiayaan dan Asesmen Pendidikan Tinggi (PPAPT) tengah menyiapkan skema bantuan biaya hidup pascabencana bagi mahasiswa yang terdampak langsung. Program ini akan disalurkan melalui koordinasi dengan LLDikti, PTN, dan PTS terkait.
Kemdiktisaintek memastikan proses pembaruan data dan koordinasi lintas kementerian terus berjalan. Institusi seperti Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, BNPB, TNI, Kementerian Kesehatan, hingga Kementerian Sosial dilibatkan guna mempercepat penanganan dan pemulihan di wilayah bencana.



.png)



Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.