Sedekah Bisa Menolak Musibah, Begini Kisahnya pada Zaman Nabi Sulaiman

Bencana alam Sumatra. Foto Kemendikdasmen.

EDUKASIA.ID - Di tengah maraknya bencana yang melanda sejumlah wilayah Indonesia, ajakan untuk memperbanyak sedekah kembali mengemuka.

Sedekah dipandang sebagai amalan yang bukan hanya membantu sesama, tetapi juga diyakini dapat menjadi sebab tertolaknya musibah. Cerita mengenai hal itu salah satunya dikutip dari laman Badan Wakaf Indonesia.

Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sedekah dapat menolak balak(mara bahaya) dan menjadikan umur panjang.” Hadis itu sejak lama menjadi rujukan umat Islam dalam melihat hubungan antara amal dan perlindungan dari bahaya.

Salah satu kisah yang kerap dikaitkan dengan makna tersebut terjadi pada masa Nabi Sulaiman AS. Dikisahkan ada seorang laki-laki yang hidup bersama keluarganya dan memiliki pohon besar di samping rumah. Di atas pohon itu terdapat sarang merpati berisi beberapa anak.

Suatu hari, sang istri meminta suaminya memanjat pohon untuk mengambil anak merpati sebagai makanan anak-anak mereka. Laki-laki itu menuruti permintaan tersebut. Tak lama setelah kejadian itu, induk merpati mengadu kepada baginda Nabi Sulaiman AS. Nabi Sulaiman kemudian memanggil laki-laki itu dan memintanya bertobat. Ia berjanji tidak akan mengulanginya.

Namun permintaan istrinya kembali datang. “Aku tidak akan melakukanya lagi. Sebab Nabi Sulaiman telah melarangku untuk berbuat yang demikian,” kata laki-laki itu. Istrinya membalas, “Apakah kamu menyangka Nabi Sulaiman akan mempedulikan dirimu atau merpati itu? Sedangkan ia selalu sibuk dengan urusan kerajaannya.” Rayuan itu membuat sang suami tergoda dan kembali mengambil anak merpati.

Induk merpati kembali menghadap Nabi Sulaiman. Kali ini Nabi Sulaiman marah. Ia memanggil dua setan, masing-masing dari arah timur dan barat, lalu memerintahkan, “Jagalah pohon besar itu. Dan ketika laki-laki itu mengulang perbuatannya mengambil anak merpati itu. Raih kedua kakinya dan jatuhkan ia dari pohon itu.”

Keduanya pun berjaga seperti diperintahkan. Ketika merpati kembali beranak, laki-laki itu memanjat pohon itu lagi. Pada saat yang sama, seorang pengemis datang mengetuk pintu. Ia meminta istrinya memberi sesuatu. Istrinya berkata tidak memiliki apa pun. Laki-laki itu turun sejenak, mengambil segenggam makanan, dan memberikannya kepada pengemis tersebut. Setelah itu ia memanjat kembali dan mengambil anak merpati.

Induk merpati kembali mengadukan kejadian itu. Nabi Sulaiman tersulut amarah dan memanggil dua setan penjaga itu. “Kalian berdua telah mengkhianatiku!” bentaknya. Dua setan itu menjawab, “Kami sama sekali tidak menghianatimu. Kami terus menjaga pohon itu.

Hanya saja, ketika laki-laki itu memanjat pohon datanglah seorang pengemis mengetuk pintu rumahnya. Lalu ia memberikan segenggam gandum untuk pengemis itu. Saat ia kembali memanjat pohon, kami sudah bergegas untuk meraihnya. Namun tiba-tiba Allah mengutus dua malaikat. Salah satu dari mereka meraih leherku dan melemparku sampai di tempat terbitnya matahari. Sedang yang satunya lagi meraih leher sahabatku dan melemparnya sampai di tempat terbenamnya matahari.”

Kisah yang berasal dari Tanqihul Qaulil Hatsits karya Syekh Nawawi Al-Bantani itu dianggap sebagai penegas bahwa sedekah bisa menjadi sebab tertolaknya bala.

Namun syaratnya, sedekah harus dari harta yang halal. Sebaliknya, sedekah dari barang haram justru membawa keburukan.

Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh, di dalam neraka terdapat rumah yang disebut baitul huzni (rumah kesusahan). Allah menyediakannya untuk orang yang bersedekah dari barang yang haram.”

Nah, Itulah kisah sedekah yang diyakini mampu menolak musibah. Di tengah banyaknya bencana yang sedang terjadi, memperbanyak sedekah terlebih membantu korban bencana menjadi amalan yang sangat dianjurkan. Semoga bermanfaat.