Integrasi Ayat Al Qur'an dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah



Matematika dikenal sebagai mata pelajaran yang dipandang sulit oleh peserta didik. Fenomena persepsi terhadap matematika juga melingkupi masyarakat Indonesia. Seorang pencetus metode "Matematika Dahsyat" menyampaikan bahwa 9 dari 10 anak di Indonesia tidak menyukai pelajaran matematika. Mereka menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan diajarkan oleh guru yang rata-rata mengajar dengan keras dan galak. Meskipun mayoritas anak di Indonesia tidak menyukai pelajaran matematika, mereka memahami arti penting belajar matematika. Nani Restati Siregar (2017) mengemukakan bahwa meskipun banyak siswa di sekolah yang menganggap matematika itu sulit tetapi matematika dianggap penting karena perannya sebagai prediktor yang kuat bagi anak memasuki sekolah formal dibanding keterampilan emosi dan sosial. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa sebanyak 45% mempersepsikan matematika cukup sulit, dan sebanyak 80% siswa mengatakan bahwa matematika adalah pelajaran yang penting.

Secara etimologis, kata Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang berarti bacaan. Menurut istilah,Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW dengan perantara malaikat jibril yang menggunakan bahasa Arab sebagai bukti atas kerasulan Muhammad SAW. dan sebagai pedoman hidup bagi manusia serta sebagai media dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT yaitu dengan cara membacanya. Menurut al Syaukani, Al-Quran yaitu kalam Allah yang diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW, tertulis dalam mushhaf, dan dinukilkan secara mutawatir. 

Pembelajaran matematika di sekolah dapat diarahkan untuk memperdalam keimanan dan ketakwaan terhadap Allah, Tuhan Yang Mahakuasa. Salah satu langkah yang dapat ditempuh oleh guru adalah dengan mengintegrasikan kandungan ayat Al Qur'an ke dalam pembelajaran matematika di sekolah. Materi pembelajaran matematika dapat dikaitkan dengan ayat Al Quran yang menjadi sumber utama dalam hukum Islam. Pengintegrasian ayat Al Quran dapat dikaitkan dengan konteks materi yang sedang dipelajari oleh siswa dalam pembelajaran matematika di kelas. Kreativitas guru dalam mengaitkan konteks materi yang sedang dipelajari dengan ayat Al Qur'an menjadi bagian penting sekaligus tantangan tersendiri dari sisi pribadi pendidik. Yang perlu digarisbawahi pula bahwa nilai yang ditumbuhkan melalui proses integrasi ayat Al Qur'an dalam hal ini dapat ditarik menjadi nilai yang bersifat universal berkaitan dengan gotong-royong, kemandirian, tanggung jawab, musyawarah, dan lain sebagainya.

Sebagai contoh sederhana integrasi ayat Al Qur'an dalam pembelajaran matematika di sekolah adalah ketika guru sedang membelajarkan materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV). Ketika siswa dihadapkan pada permasalahan SPLDV, para siswa dibimbing untuk dapat menentukan solusi permasalahan yang apabila diselesaikan dengan pendekatan grafik maka siswa harus dapat menggambarkan masing-masing persamaan ke dalam bentuk garis dan kemudian menentukan titik potong dari dua garis lurus yang telah dibuat. Titik potong itulah yang kemudian disebut sebagai solusi permasalahan/selesaian masalah. 

Apabila dikaitkan dengan ayat Al Qur'an, maka langkah para siswa menentukan solusi permasalahan dari SPLDV yang diberikan adalah bersesuaian dengan salah satu tuntunan yang termaktub dalam Al Qur'an Surat Ali Imran ayat 59 yang berbunyi "... wa syawir hum fil amr ..." yang artinya " ... dan bermusyawarahlah dalam urusan itu ... ". Konteks ayat Al Qur'an ini sangat erat kaitannya dengan langkah penyelesaian masalah SPLDV yang dilakukan oleh para siswa di kelas dalam pembelajaran matematika. Bagaimana mereka harus menemukan titik potong dua grafik dari persamaan yang ada. Artinya, yang dimaksud solusi/selesaian masalah adalah titik temu (titik perpotongan) dari dua grafik yang digambarkan (divisualisasikan). Konteks dalam permasalahan sehari-hari adalah sangat sesuai dengan ayat Al Qur'an Surat Ali Imran ayat 59 tentang jaran untuk menyelesaikan tiap permasalahan yang dihadapi dengan jalan musyawarah mencari titik temu.

Integrasi ayat Al Qur'an dalam pembelajaran matematika di sekolah menjadi alternatif bagi para guru untuk membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna. Pembelajaran matematika di sekolah harus dipandang secara utuh sebagai proses internalisasi nilai-nilai luhur kehidupan berbasis keimanan dan ketakwaan. Dengan langkah integrasi ayat Al Qur'an dalam pembelajaran matematika di sekolah akan menjadikan proses pembelajaran yang dijalani oleh para siswa menjadi lebih berkesan terutama untuk menerapkan prinsip-prinsip kehidupan dalam dunia nyata. Integrasi Ayat Al Qur'an harus dipandang sebagai langkah untuk membuat pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna dan berkesan bagi para siswa.


Referensi

1. Nani Restati Siregar (2017). Persepsi siswa pada pelajaran matematika: studi pendahuluan pada siswa yang menyenangi game. PROSIDING TEMU ILMIAH X IKATAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN INDONESIA Peran Psikologi Perkembangan dalam Penumbuhan Humanitas pada Era Digital 22-24 Agustus 2017, Hotel Grasia, Semarang. ISBN: 978-602-1145-49-4 hal: 224-232.

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top