Kafe Rooftop di Semarang ini Ternyata Aslinya Bangunan ‘Kejar paket'


Semarang. EDUKASIA.ID - Gebyar lampu jenis ‘warm light’ yang menggantung pada sebuah bangunan gedung lantai tiga di Bringin Ngaliyan Semarang itu menciptakan pendar pancaran sinar lampu bernuansa kuning cerah, memenuhi sekeliling atap gedung. 

Pemandangan yang menguatkan suasana romantisme malam dan mengidentikkan bahwa tempat tersebut adalah sebuah kafe, tempat makan dan santai yang sedang hits saat ini.

Deretan meja kursi dari sejenis kayu trembesi tebal tertata berpasang-pasangan yang memenuhi tepi cafe itu menambah kesan khas bahwa itu bukan kafe asal-asalan, apalagi di tengahnya terdapat lembaran kayu yang sengaja dibuat mode geladak yang jarang ditemukan pada kafe lain.

Itulah pemandangan Bangkit Cafe Langit (BCL), kafe bernuansa rooftop yang eksotik dan romantis untuk menikmati langit kota Semarang pada malam hari. Dari atas kafe itu pengunjung dapat menikmati pemandangan malam dengan jalan tol trans jawa.

Para pengunjung yang larut dalam suasana makan malam dengan menikmati view indah mungkin tak sempat berpikir bahwa kafe itu lain daripada yang lain. Mereka hanya menikmati malam hari untuk bersantai bersama kolega tanpa menyangka, bahwa kafe tersebut sebenarnya adalah bangunan pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) atau yang orang awam biasa pahami sebagai tepat belajar kejar paket.

Pengelola kafe, Hadi Suprayitno adalah sosok dibalik adanya kafe rooftop fenomenal ini. Ia yang sekaligus pengelola PKBM bernama Bangkit itu mengkonsep ide pendirian ‘kafe pendidikan’ itu.

Awalnya Hadi (sapaan akrab Hadi Suprayitno) berpikir bahwa pihaknya memiliki SDM dan sarana prasarana yang mumpuni, “Disini kita memiliki pelatihan barista, para siswa sudah menguasainya,” jelas Hadi.

Hadi menambahkan, PKBM Bangkit telah memiliki alat barista atau pengolah kopi lengkap, yang sudah setara dengan yang digunakan oleh cafe pada umumnya. Dirinya berpikir alat yang lengkap tanpa dikembangkan untuk praktek maka efeknya akan kurang.

Apalagi, menurutnya, di daerah Ngaliyan Semarang tempat PKBM tersebut berada saat ini menjamur kafe-kafe, mulai yang kecil hingga besar. “Kafe-kafe kecil saja ramai pengunjung apalagi kita yang memiliki gedung memadai, harusnya bisa jadi seperti mereka,” tegasnya.

Dirinya kemudian mengkonsep bersama tim yang terdiri dari para pengajar PKBM tersebut, akhirnya mereka menyepakati pendirian kafe yang pada bangunan lantai tiga atau teratas dari bangunan PKBM itu.

“Kita memiliki bangunan lantai tiga, disitu viewnya bagus, nah kita jadikan kafe bernuansa view alam,” tegas Hadi. Saat tulisan ini dibuat, kafe baru dibuka beberapa hari saja, namun antusiasme pengunjung ternyata tinggi. Beberapa muda-mudi dan keluarga memenuhi kafe yang menghadap ke utara dan timur itu.

Hadi menyebut, rencananya cafe juga akan dikembangkan pada bangunan lantai dua, konsepnya adalah untuk mengakomodir pengunjung yang menghendaki ruang tertutup layaknya sebuah resto.

“Nanti lantai dua kita kembangkan sebagai kafe tertutup, sedangkan lantai tiga terbuka,” pungkas Hadi.

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top