100 Remah Hikmah (63): Perpustakaan Masa Depan

 

Ilustrasi: Foto pixabay

Penulis: Salahuddin Ibnu Sjahad*

EDUKASIA.ID - Ruang baca mestinya hening. Hanya ada suara lembar buku yang terbolak-balik. 

Tapi di perpustakaan masa depan. Yang ada hanya jajaran monitor LED dengan server jumbo yang terintegrasi dengan perpustakaan manapun di seluruh dunia sehingga koleksi pustaka yang dapat diakses hampir tak terhitung. 

Semua buku dan manuskrip memang masih rapi tersimpan di gudang penyimpanan bawah tanah yang terjaga suhu ruangannya, tapi hanya bisa diakses oleh member dengan scanning retina dulu di pintu keamanannya. Lebih canggih dari perpus arsip Vatikan dalam film the Da Vinci Code pokoknya.

Itu karena semua telah bisa diakses dari file di PC perpus nir buku tadi. Tinggal search dan find yang diperlukan. Praktis. 

Referensi yang diambil dari situ untuk keperluan penelitian bisa langsung dicek dari gadget penguji skripsi atau dosen pembimbing. 

Ada banyak tenaga muda pengangguran yang memang diserap untuk melakukan penyalinan data buku asli ke file server. 

Itu proyek bersama bangsa-bangsa yang tentunya difasilitasi masing-masing negara. Kita bisa bayangkan anak cucu kita beli gadget yang langsung terinstall aplikasi yang bisa mengakses bacaan bermutu di perpus milik dunia itu. 

Rupanya pemerintah masa depan telah belajar dari sejarah pahit masa lalu di mana setiap peperangan selalu mengobrak-abrik perpus terlengkap di zamannya. Sudah saatnya dunia bisa menghargai deposit buku lebih dari deposit uang. 

Kalau bank antar negara saja bisa bekerjasama dan Debit card ada yang bisa digunakan di semua ATM, kenapa tak boleh ada anjungan perpus digital di tiap tempat publik. 

Saat itulah mungkin, setiap generasi akan terbiasa dengan informasi yang makin terjangkau. Sudah bukan masanya lagi ruang perpus hanya dikunjungi laba-laba atau rayap. 

Sudah tidak relevan lagi jika perpus selalu dimusuhi.


**** * ****

*Salahuddin Ibnu Sjahad atau Mohammad Salahuddin Al-Ayyubi, seorang guru mata pelajaran Ilmu Tafsir di MAN Sumenep, peraih beasiswa studi S2 melalui Beasiswa Indonesia Bangkit di UIN Sunan Kalijaga. Tulisan ini merupakan kompilasi statusnya di Facebook yang kemudian dijadikannya buku berformat PDF, diberinya judul "100 Remah Hikmah: Secuil Cerita dan Sudut Pandang Baru dalam Menikmati Rutinitas Kehidupan."

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top