%20%20TTS.jpg)
Ilustrasi teka-teki silang. Foto Unsplash.
EDUKASIA.ID - "Siapa yang pernah mengerjakan teka-teki silang?" Kelas hening. Saya tunggu sejenak, barangkali mereka masih di luar kelas, tetapi nihil. Masih tak ada jawaban. Satu dua menggeleng.
Saya berkeliling membagikan kertas sebagai tugas kelompok sekaligus memastikan mereka bisa mengerjakannya dengan baik. Ada yang bertanya kenapa pertanyaan nomor satunya ada dua, meskipun jelas tertera satunya di bawah tulisan "mendatar" dan satunya di bawah kata "menurun".
Saya tercenung. Menghela napas atau sekedar mengeluh tak akan menyelesaikan masalah mendasar di negeri ini. Saya bukan presiden, menteri pendidikan, kepala instansi. Seberapa berantakan kurikulumnya sehingga murid SMA masih berliterasi rendah, seberapa besar dampak negatif HP miring berjam-jam setiap hari yang biasa mereka jalani, ini adalah medan pertempuran saya. Kelas ini tanggung jawab saya. Sebagai striker, saat memahami taktik pelatih sudah buntu, kiper di belakang sudah ngos-ngosan sebab serangan bertubi-tubi, saya tak punya pilihan kecuali fokus menjaringkan bola tepat sasaran.
Sebagaimana fleksibelnya falsafah pendidikan yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara, ada kala saya harus depan memberi contoh kebaikan. Ada saat saya perlu di tengah-tengah murid guna membangun kesadaran mereka, menemani dengan hati. Ada momen saya wajib di belakang untuk mendorong siapa yang mogok atau memotivasi yang belum panas mesinnya agar tancap gas. Ke mana? Menjemput Indonesia Emas? Wallahu a'lam.
Maka, untuk murid yang asupan literasinya rendah, agar dia tidak makin stunting keilmuan, saya harus pelan-pelan, sehingga sinaps otaknya benar-benar tersambung, sampai murid saya bilang "Oooh..."
Asesmen pelajaran Al-Qur'an Hadis materi makanan halal dan baik yang berbentuk TTS itu akhirnya bisa dilibas mereka dalam tempo satu jam pelajaran.
Mayoritas menjawab benar sempurna, sebagian kecil yang salah satu dua, meski itu pun hasil open book dan diskusi kelompok. Tak masalah. Ukuran saya adalah mereka berhasil kolaborasi karena itu termasuk 6C, standar pelajar abad 21 (katanya). Di samping melatih ketepatan mereka menjawab. Kita tahu dalam kaidah TTS, salah satu huruf tetaplah salah.
Berbeda dengan soal jenis lain yang jika ada salah tulis atau agak mirip masih dima'fu. Kebetulan, hobi saya sejak usia mereka dulu adalah membuat TTS untuk ditempel di mading, bukan sekedar mengerjakan. Dan kebetulan pula momentum saya di masa tahun-tahun awal mengajar ini bersamaan dengan kebangkitan beragam aplikasi turunan AI. Jadilah saya siapkan kata kunci, tinggal input dan menunggu hasil generate online dari interacty.me. Lumayanlah masih ada waktu sisa untuk menyambung nafas sebab dikejar tagihan beban administrasi guru. Eh.. hmm.
Wallahul musta'an.
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.