Ilustrasi interaksi sosial. Foto Freepik.
EDUKASIA.ID - Interaksi sosial adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Secara umum, interaksi sosial merupakan proses ketika seseorang bertindak dan merespons keberadaan orang lain di sekitarnya.
Lewat interaksi inilah hubungan sosial terbentuk, baik antarindividu maupun antarkelompok.
Melansir buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP Kelas VII (Kemdikbud, 2021), interaksi sosial terbagi menjadi dua jenis utama yakni interaksi sosial asosiatif dan interaksi sosial disosiatif.
Keduanya memiliki pengaruh berbeda terhadap kehidupan masyarakat yang satu mendorong kesatuan, sementara yang lain berpotensi menimbulkan perpecahan.
1. Kerja Sama (Cooperation)
Interaksi Sosial Asosiatif
Interaksi sosial asosiatif adalah jenis interaksi yang bersifat positif, karena mengarah pada kerja sama dan keselarasan antarindividu atau kelompok. Berikut beberapa bentuknya:1. Kerja Sama (Cooperation)
Kerja sama adalah bentuk paling mendasar dalam interaksi asosiatif. Ini terjadi saat individu atau kelompok saling bahu-membahu mencapai tujuan bersama. Bentuk kerja sama bisa berupa:
Akomodasi adalah proses penyesuaian untuk meredam ketegangan akibat pertentangan. Bentuknya beragam, seperti:
Asimilasi terjadi saat dua budaya bertemu dan melebur, hingga membentuk budaya baru, sementara ciri khas lama perlahan hilang. Proses ini mengurangi perbedaan antara dua kelompok yang berbeda.
4. Akulturasi
Akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan tanpa menghilangkan unsur budaya lama. Contohnya bisa dilhat pada arsitektur Masjid Demak yang menggabungkan unsur budaya Islam dan Hindu.
1. Persaingan (Kompetisi)
Persaingan muncul saat individu atau kelompok saling berebut sumber daya yang terbatas. Bisa terjadi antarperorangan maupun antarkelompok, contohnya dalam dunia usaha yang memperebutkan pasar.
2. Kontravensi
Kontravensi merupakan bentuk interaksi yang berada di antara persaingan dan konflik terbuka. Sikap yang muncul biasanya berupa ketidaksenangan yang tersembunyi atau tersirat. Bentuk kontravensi bisa umum, sederhana, intensif, bahkan rahasia dan taktis.
3. Pertentangan / Konflik Sosial
Konflik bisa terjadi secara terang-terangan dan disertai kekerasan. Bentuknya bisa bermacam-macam, seperti konflik pribadi, konflik rasial, pertentangan kelas sosial, hingga konflik politik dan internasional.
Itulah ulasan tentang interaksi sosial, baik yang bersifat membangun maupun yang berpotensi memecah belah. Semoga bermanfaat.
- Bargaining: pertukaran barang/jasa melalui perjanjian
- Koalisi: penggabungan dua organisasi untuk tujuan bersama
- Joint Venture: kerja sama proyek tertentu
- Kooptasi: penerimaan unsur baru dalam kepemimpinan atau organisasi
Akomodasi adalah proses penyesuaian untuk meredam ketegangan akibat pertentangan. Bentuknya beragam, seperti:
- Toleransi: menerima perbedaan tanpa persetujuan khusus
- Koersi: penyelesaian lewat paksaan
- Arbitrasi dan Mediasi: melibatkan pihak ketiga sebagai penengah
- Konsiliasi: menyatukan pihak yang berselisih agar tercapai kesepakatan
Asimilasi terjadi saat dua budaya bertemu dan melebur, hingga membentuk budaya baru, sementara ciri khas lama perlahan hilang. Proses ini mengurangi perbedaan antara dua kelompok yang berbeda.
4. Akulturasi
Akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan tanpa menghilangkan unsur budaya lama. Contohnya bisa dilhat pada arsitektur Masjid Demak yang menggabungkan unsur budaya Islam dan Hindu.
Interaksi Sosial Disosiatif
Berbeda dengan asosiatif, interaksi sosial disosiatif cenderung negatif karena mengarah pada konflik atau pertentangan. Bentuknya antara lain:1. Persaingan (Kompetisi)
Persaingan muncul saat individu atau kelompok saling berebut sumber daya yang terbatas. Bisa terjadi antarperorangan maupun antarkelompok, contohnya dalam dunia usaha yang memperebutkan pasar.
2. Kontravensi
Kontravensi merupakan bentuk interaksi yang berada di antara persaingan dan konflik terbuka. Sikap yang muncul biasanya berupa ketidaksenangan yang tersembunyi atau tersirat. Bentuk kontravensi bisa umum, sederhana, intensif, bahkan rahasia dan taktis.
3. Pertentangan / Konflik Sosial
Konflik bisa terjadi secara terang-terangan dan disertai kekerasan. Bentuknya bisa bermacam-macam, seperti konflik pribadi, konflik rasial, pertentangan kelas sosial, hingga konflik politik dan internasional.
Itulah ulasan tentang interaksi sosial, baik yang bersifat membangun maupun yang berpotensi memecah belah. Semoga bermanfaat.
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.