Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Arief S. Kartasasmita, ketika meninjau para pengawas ujian daring Seleksi Mandiri Unpad di Gedung PPBS Unpad Jatinangor, Sabtu 14 Juni 2025. Foto Unpad.
Bandung. EDUKASIA.ID - Universitas Padjadjaran (Unpad) menegaskan komitmennya untuk menindak tegas peserta seleksi masuk yang terbukti melakukan kecurangan. Bahkan, peserta bisa langsung didiskualifikasi jika terbukti melanggar aturan.
"Jika terbukti, kami akan diskualifikasi. Meski begitu, kami akan sangat hati-hati saat memutuskan diskualifikasi, harus betul-betul melihat berbagai variabel serta memastikan yang bersangkutan secara nyata melakukan tindakan yang melanggar aturan main dalam pelaksanaan seleksi masuk Unpad,” ujar Rektor Unpad, Prof. Arief S. Kartasasmita kepada Kanal Media Unpad di Gedung PPBS Unpad Jatinangor, Sabtu, 14 Juni 2025.
Rektor menyebut, Unpad menggunakan banyak indikator dalam menilai kelayakan calon mahasiswa, mulai dari nilai rapor, skor UTBK, hingga konfirmasi data dengan panitia nasional.
“Dengan demikian, Unpad dapat mengantisipasi berbagai bentuk kecurangan yang dilakukan peserta. Pelaksanaan ujian secara daring tetap dilakukan Unpad karena telah mengantisipasi berbagai hal untuk mendeteksi kecurangan yang dilakukan peserta,” jelasnya.
Ujian daring ini juga membuka kesempatan lebih luas bagi siapa pun untuk mendaftar, tanpa terbatas jarak dan waktu.
“Sesuai dengan prinsip bahwa Unpad inklusif sehingga siapapun terbuka untuk bisa mendaftar dan masuk ke Unpad, tanpa terbatas oleh jarak dan waktu,” ujar Prof. Arief.
Teknologi Antijoki Diterapkan
Koordinator Bidang Pelaksana Ujian Online Unpad, Alan Ridwan Maulana, M.Kom., mengungkapkan bahwa panitia telah menyiapkan sistem khusus untuk menghindari kecurangan, termasuk aksi perjokian.Peserta wajib menginstal aplikasi ujian SMUP yang dilengkapi sistem face recognition. Verifikasi dilakukan antara wajah peserta dengan kartu ujian yang dimiliki.
"Unpad tidak melaksanakan ujian daring berbasis web untuk menghindari peserta bisa membuka aplikasi lain secara bersamaan di laptop atau komputer yang digunakan," jelas Alan.
Menurutnya, aplikasi ujian SMUP bisa memblokir akses ke aplikasi lain, sehingga peserta hanya bisa fokus mengerjakan soal.
“Ditambah lagi ada pengawasan dua kamera, yaitu dari kamera di laptop/komputer dan kamera dari aplikasi Zoom yang dijalankan peserta di ponsel,” imbuhnya.
Tak hanya itu, teknologi face recognition juga mampu mengukur tingkat kemiripan wajah peserta secara real-time.
“Jika persentasenya rendah maka akan menjadi catatan bagi pengawas untuk ditindaklanjuti usai pelaksanaan ujian,” tegasnya.
Dari hasil pemeriksaan, Alan mengungkap bahwa beberapa wajah joki yang sempat viral di media juga terdeteksi dalam seleksi jalur mandiri Unpad.
“Jadi, selain mendaftar di SNBT, para joki ini juga ternyata mendaftar di seleksi jalur mandiri. Program studi yang dipilih para joki itu hanya kedokteran atau kedokteran gigi,” ungkap Alan.
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.