Kelas khusus haid MI Miftahul Akhlaqiyah Semarang. foto ist.
Semarang. EDUKASIA.ID - Suasana siang di MI Miftahul Akhlaqiyah tampak seperti biasa. Di musala, siswa-siswi tengah bersiap menjalankan salat Dzuhur berjamaah.
Namun pada salah satu ruang kelas, sejumlah siswi duduk melingkar dengan tenang. Mereka bukan membolos, bukan pula istirahat lebih awal.
Para siswi tersebut sedang mengikuti pembekalan khusus tentang haid dan masa pubertas.
Di madrasah ini, pembekalan haid bukan hal baru. Kegiatan ini sudah menjadi rutinitas harian, digelar setiap Senin hingga Kamis, khusus bagi siswi kelas 3 hingga 6 yang sedang atau akan menghadapi masa pubertas.
Materinya tidak hanya soal “apa itu haid”, tapi juga menyentuh aspek psikologis dan keagamaan secara bergilir.
Senin dan Selasa, giliran Ibu Lu’lu’atul Makhzunah, yang mengajak para siswi memahami perubahan fisik dan emosi yang datang di usia mereka.
Bahasa yang digunakan ringan, penuh empati, dan sangat membumi. Tak jarang, anak-anak tertawa kecil saat saling berbagi pengalaman pertama mereka “kedatangan tamu”.
“Kadang mereka malu, tapi setelah tahu teman lainnya juga mengalami hal yang sama, mereka jadi terbuka. Itu penting untuk membangun kepercayaan diri,” ujar Lu’lu’atul Makhzunah.
Lain hari, Rabu dan Kamis, suasananya sedikit lebih khidmat. Ibu Nurul Isna Luthfiyah, membimbing mereka memahami hukum-hukum haid dalam Islam.
Kitab Risalatul Mahid, yang menjadi pegangan utama madzhab Syafi’i itu, dibaca dan dijelaskan perlahan.
Alumni pesantren di Pati itu mengulas mulai dari waktu suci, larangan ibadah, hingga cara bersuci. Semua dijelaskan dengan bahasa sederhana agar mudah dicerna anak usia MI.
Yang menarik, waktu pelaksanaan kegiatan ini dipilih secara bijak. Dimulai pukul 12.00 hingga 12.35, bertepatan dengan waktu salat Dzuhur siswa-siswi lain. Dengan begitu, proses belajar mengajar reguler tidak terganggu.
Menurut Kepala Madrasah, H. Rifan Ulil Huda, M.Pd, kegiatan ini menjadi bagian dari upaya madrasah dalam memberi ruang aman dan bekal hidup yang relevan bagi siswi-siswinya.
“Kami ingin madrasah ini hadir bukan hanya untuk prestasi akademik, tapi juga pendampingan hidup. Masa pubertas adalah fase penting, dan kami merasa bertanggung jawab menyiapkan anak-anak perempuan kita dengan bekal mental dan spiritual yang cukup,” ungkapnya.
MI Miftahul Akhlaqiyah yang terkenal unggul literasi itu menaruh perhatian serius pada hal-hal yang kerap dianggap tabu.
Alih-alih membiarkan anak belajar sendiri soal haid dari desas-desus atau internet, madrasah ini memilih terlibat langsung, dengan pendekatan yang ramah, ilmiah, dan religius.
Langkah kecil yang tak hanya menyiapkan mereka jadi siswi yang sehat, tapi juga perempuan muda yang percaya diri dan berakhlak.
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.