Sekolah Rakyat Lengkap Hadir di Ponorogo, SD-SMA Dibuka Sekaligus

Ma'rifah Nugraha
0
Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 5 Ponorogo. Foto: Kemensos.

EDUKASIA.ID - Suasana haru dan penuh harapan menyelimuti UPT Sentra Industri Ponorogo, Senin, 4 Agustus 2025. Para wali murid menangis bahagia, menyambut berdirinya sekolah yang diyakini mampu mengubah masa depan anak-anak mereka, yakni Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 5 Ponorogo.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul hadir langsung untuk meresmikan pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SRT 5 Ponorogo. Ia datang bersama Wakil Mensos Agus Jabo Priyono, Sekjen Kemensos Robben Rico, dan jajaran kementerian.

Turut hadir menyambut, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dan Wakil Bupati Lisdyarita.

Sekolah ini menjadi Sekolah Rakyat pertama di Ponorogo yang membuka tiga jenjang pendidikan sekaligus: Sekolah Rakyat Dasar (SRD), Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP), dan Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA).

“Sekolah rakyat adalah gagasan Presiden Prabowo yang berdiri di sisi yang lemah dan mengubah nasib dengan ilmu dan cinta,” ujar Gus Ipul dalam sambutannya, dilansir dari laman Kemensos.

Ia menyampaikan bahwa Sekolah Rakyat merupakan program pendidikan inklusif yang berpihak kepada warga kurang mampu. Menurutnya, kemiskinan bisa mewariskan ketakutan, tetapi pendidikan mewariskan harapan.

Dalam tinjauannya, Gus Ipul berkeliling melihat fasilitas sekolah, termasuk ruang kelas, asrama putra, hingga kandang ayam yang menjadi bagian dari kegiatan vokasional siswa. Peternakan ini merupakan ide Bupati Sugiri Sancoko untuk mendukung ketahanan pangan.

Gus Ipul juga menegaskan bahwa Sekolah Rakyat tahun ini akan beroperasi di 159 titik dengan kapasitas lebih dari 15.000 siswa. Dari jumlah tersebut, 25 di antaranya adalah Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT).

SRT 5 Ponorogo sendiri memiliki kapasitas 125 siswa, dengan rincian 1 rombongan belajar SRD, 2 rombongan belajar SRMP, dan 2 rombongan belajar SRMA. Saat ini, ada 20 guru, 5 wali asuh, dan 1 wali asrama yang bertugas.

Bupati Sugiri Sancoko dalam sambutannya berpesan kepada para guru untuk mengajar dengan ketulusan.

“Guru-guru kami imbau untuk tidak hanya mentransfer ilmu akademik saja, namun mentransfer ilmu tersebut dengan kasih sayang agar anak-anak menjadi generasi emas Indonesia,” ucapnya.

Pesan ini disambut hangat oleh para pendidik. Kepala SRT 5 Ponorogo, Devi Tri Candrawati bahkan membacakan puisi berjudul “Pelukan Terindah di Sekolah Rakyat” sebagai bentuk komitmennya.

Salah satu momen yang mengharukan adalah ketika Azriel Nur Gunadarma (12) membacakan surat untuk Gus Ipul yang berisi ucapan terima kasih atas berdirinya SRT 5 Ponorogo.

Sejumlah siswa lain juga membagikan kisah hidupnya. Lailatusifa Fauziah (12) ingin menjadi guru olahraga dan senang tinggal di asrama karena punya banyak teman baru. Alfian Fajar Nurmaulana (16), anak seorang penarik becak, bersyukur bisa melanjutkan pendidikan. Bagas Alur Nur Wirayudha (7), anak penjual kue basah, hampir putus sekolah sebelum masuk SR.

Siti Fatimah, ibu dari Sandy Alfian Nurul Huda (13), menyampaikan rasa syukurnya atas kesempatan anaknya mengenyam pendidikan.

“Semoga SR ini dapat menjadi jembatan bagi anak saya dan teman-temannya menjadi generasi emas Indonesia,” ujarnya.

Selain Ponorogo, Sekolah Rakyat Terintegrasi juga sudah hadir di sejumlah daerah seperti Cirebon, Banyuwangi, Pasuruan, Sumedang, Jember, hingga Samarinda.

Gus Ipul memaparkan tiga prinsip utama dalam penyelenggaraan Sekolah Rakyat:
1. Memuliakan wong cilik dan kaum dhuafa
2. Menjangkau yang belum terjangkau
3. Memungkinkan yang tidak mungkin

“mudah-mudahan yang memuliakan wong cilik dimuliakan oleh Allah SWT. Wajib tidak ada bullying, kekerasan fisik, kekerasan seksual, maupun intoleransi di sekolah ini,” tegasnya.

Gus Ipul juga menekankan bahwa Sekolah Rakyat diprioritaskan untuk anak-anak dari keluarga miskin ekstrem, berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Karena itu, sekolah ini tidak membuka pendaftaran umum.

“Tidak boleh ada titipan, tidak ada sogo menyogok. Benar-benar didasarkan pada data,” katanya.

Untuk memastikan seluruh siswa belajar dalam kondisi yang sehat, pemeriksaan kesehatan dilakukan di awal masa pembelajaran.

“Bapak Ibu sekalian jangan berkecil hati ketika disebut miskin, miskin ekstrem, karena sesungguhnya Allah sangat mencintai mereka-mereka yang tersisihkan ini, dan doanya akan lebih terkabul daripada doanya Menteri,” tutup Gus Ipul.

Posting Komentar

0 Komentar

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top