Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin. Foto Jateng Prov.
EDUKASIA.ID - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bakal menambah kuota penerima insentif bagi guru agama pada tahun anggaran 2026.
Kabar ini disampaikan langsung oleh Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen saat menghadiri Musyawarah Wilayah (Muswil) VI PKS se-Jateng di Semarang, Minggu, 24 Agustus 2025.
Tak hanya menambah jumlah penerima, pemprov juga siap menaikkan anggaran insentif dari sebelumnya Rp250 miliar menjadi Rp300 miliar pada tahun depan.
“Sehingga mumpung di sini, juga kawan-kawan di DPRD Jateng, saya nitip, nanti di tahun depan juga kita tambahkan insentif kepada guru madin dan guru-guru agama di Jawa Tengah. Kemarin sudah diumumkan Pak Gubernur, untuk kita naikkan jumlah penerimanya,” ujar Taj Yasin, dikutip dari laman Pemprov Jateng.
Wagub yang akrab disapa Gus Yasin itu menekankan pentingnya dukungan dari DPRD Jateng dalam pengawalan anggaran, agar program ini bisa berjalan maksimal.
Data dari Kanwil Kemenag Provinsi Jateng menunjukkan, pada 2025 ini terdapat 230.830 guru agama yang telah menerima insentif. Rinciannya terdiri dari 225.187 guru pengajar agama Islam, 4.430 guru Kristen, 475 guru Katolik, 180 guru Hindu, 545 guru Buddha, dan 13 guru pengajar agama Konghucu.
Penambahan kuota insentif, kata Gus Yasin, adalah bentuk penghormatan pemerintah terhadap peran para guru agama dalam membentuk karakter dan moral masyarakat.
“Sehingga kita bisa bersama-sama mencari solusi, pada setiap permasalahan yang ada,” tambahnya.
Selain membahas soal insentif guru agama, Gus Yasin juga menyampaikan sejumlah capaian selama enam bulan masa kepemimpinannya bersama Gubernur Ahmad Luthfi.
Beberapa program yang sudah berjalan antara lain penurunan angka pengangguran terbuka dan keberhasilan program dokter spesialis keliling (Speling) yang merupakan bagian dari upaya mendukung layanan cek kesehatan gratis dari pemerintah pusat.
“Kami juga membuka ruang-ruang diskusi, dan saya yakin bapak Ibu sekalian yang hadir saat ini, memiliki wawasan politik yang cerdas, baik, dan amanah," ujarnya.
Apresiasi terhadap kepemimpinan pasangan Luthfi–Yasin juga datang dari Ketua DPW PKS Jateng, Hadi Santoso.
Ia menilai enam bulan pertama kepemimpinan keduanya telah menunjukkan kerja substansial. Beberapa di antaranya, penurunan tarif BRT Trans Jateng menjadi Rp1.000 untuk pelajar, buruh, disabilitas, veteran dan lansia, penurunan angka kemiskinan sebesar 0,10 persen menjadi 9,48 persen, serta program perbaikan 17 ribu rumah tak layak huni (RTLH), yang tercatat sebagai yang tertinggi se-Indonesia.
“Pemberian intensif penghapal Al-Qur’an dan guru agama juga merupakan langkah konkret yang kami dukung. Kami siap menyukseskan program pemerintah, dengan pembangunan berlandaskan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Kami akan jadi mitra kritis Pemprov Jateng,” ujar Hadi.
Tak hanya menambah jumlah penerima, pemprov juga siap menaikkan anggaran insentif dari sebelumnya Rp250 miliar menjadi Rp300 miliar pada tahun depan.
“Sehingga mumpung di sini, juga kawan-kawan di DPRD Jateng, saya nitip, nanti di tahun depan juga kita tambahkan insentif kepada guru madin dan guru-guru agama di Jawa Tengah. Kemarin sudah diumumkan Pak Gubernur, untuk kita naikkan jumlah penerimanya,” ujar Taj Yasin, dikutip dari laman Pemprov Jateng.
Wagub yang akrab disapa Gus Yasin itu menekankan pentingnya dukungan dari DPRD Jateng dalam pengawalan anggaran, agar program ini bisa berjalan maksimal.
Data dari Kanwil Kemenag Provinsi Jateng menunjukkan, pada 2025 ini terdapat 230.830 guru agama yang telah menerima insentif. Rinciannya terdiri dari 225.187 guru pengajar agama Islam, 4.430 guru Kristen, 475 guru Katolik, 180 guru Hindu, 545 guru Buddha, dan 13 guru pengajar agama Konghucu.
Penambahan kuota insentif, kata Gus Yasin, adalah bentuk penghormatan pemerintah terhadap peran para guru agama dalam membentuk karakter dan moral masyarakat.
“Sehingga kita bisa bersama-sama mencari solusi, pada setiap permasalahan yang ada,” tambahnya.
Selain membahas soal insentif guru agama, Gus Yasin juga menyampaikan sejumlah capaian selama enam bulan masa kepemimpinannya bersama Gubernur Ahmad Luthfi.
Beberapa program yang sudah berjalan antara lain penurunan angka pengangguran terbuka dan keberhasilan program dokter spesialis keliling (Speling) yang merupakan bagian dari upaya mendukung layanan cek kesehatan gratis dari pemerintah pusat.
“Kami juga membuka ruang-ruang diskusi, dan saya yakin bapak Ibu sekalian yang hadir saat ini, memiliki wawasan politik yang cerdas, baik, dan amanah," ujarnya.
Apresiasi terhadap kepemimpinan pasangan Luthfi–Yasin juga datang dari Ketua DPW PKS Jateng, Hadi Santoso.
Ia menilai enam bulan pertama kepemimpinan keduanya telah menunjukkan kerja substansial. Beberapa di antaranya, penurunan tarif BRT Trans Jateng menjadi Rp1.000 untuk pelajar, buruh, disabilitas, veteran dan lansia, penurunan angka kemiskinan sebesar 0,10 persen menjadi 9,48 persen, serta program perbaikan 17 ribu rumah tak layak huni (RTLH), yang tercatat sebagai yang tertinggi se-Indonesia.
“Pemberian intensif penghapal Al-Qur’an dan guru agama juga merupakan langkah konkret yang kami dukung. Kami siap menyukseskan program pemerintah, dengan pembangunan berlandaskan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Kami akan jadi mitra kritis Pemprov Jateng,” ujar Hadi.



.png)


Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.