Dari Mana Datangnya Kata Guru? Ini Uraiannya

Ma'rifah Nugraha
0
Guru mengajar. Foto Kemendikdasmen.

EDUKASIA.ID - Guru kerap disebut tiang peradaban. Bukan tanpa alasan. Peran mereka jauh melampaui ruang kelas, menyentuh sisi terdalam perkembangan murid yaknu akal, karakter, hingga masa depan. Itulah mengapa profesi ini kerap disandingkan dengan tugas membangun peradaban.

Gambaran itu disampaikan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti dalam peluncuran Bulan Guru Nasional 2025. Ia menegaskan betapa mulianya profesi guru yang mendedikasikan hidupnya demi membimbing generasi muda.

Lantas, dari mana asal filosofi kata guru?

Mengutip laman Kemendikdasmen, Secara etimologis, istilah guru berasal dari bahasa Sanskerta dengan arti “berat” atau “berbobot”, menggambarkan tanggung jawab moral dan intelektual yang besar. Thomas R. Murray dalam Moral Development Theories  Secular and Religious: A Comparative Study (1997) menjelaskan guru sebagai gabungan kata gu (kegelapan) dan ru (cahaya). Maknanya yakni sosok yang menyingkirkan kegelapan, baik dari ketidaktahuan maupun dari keburukan. Seorang guru adalah konselor, pembimbing, sekaligus inspirator yang menuntun murid berkembang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak baik menjadi baik.

Konsep guru dalam berbagai agama juga menunjukkan posisi terhormat.

Dalam Islam, guru bukan hanya penyampai ilmu, tetapi teladan yang menuntun murid pada akhlak dan kebahagiaan dunia akhirat. Dalam Hindu, guru menjadi pemandu spiritual dan sumber ilmu. Dalam Buddha, guru dipandang sebagai pembimbing menuju kebenaran, bahkan dianggap jelmaan Buddha atau Bodhisattva.

Tradisi Sikh menempatkan guru sebagai pusat ajaran, terutama merujuk pada sepuluh guru Sikh yang dimuliakan. Sementara dalam Kristen, guru dikaitkan dengan figur otoritatif yang membimbing, merujuk pada Yesus Kristus sebagai pengajar utama.

Di banyak peradaban kuno seperti India, Tiongkok, Mesir, hingga Israel, guru dihormati setara imam atau nabi. Mereka diposisikan sebagai pembawa keselamatan moral dan intelektual, bahkan dijunjung lebih tinggi dari orang tua.

Semua pandangan itu menegaskan satu hal yaitu tugas guru bukan sekadar mengajar, tetapi membentuk manusia dan masa depan sebuah bangsa.

Posting Komentar

0 Komentar

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top