Ilustrasi. Foto Freepik.
EDUKASIA.ID - Kasus bullying atau perundungan di sekolah belakangan makin sering mencuat dan memicu kekhawatiran banyak orang tua maupun siswa.
Pada dasarnya, setiap anak atau remaja memiliki kesempatan untuk membentengi diri agar tidak mudah menjadi sasaran perundungan.
Upaya ini bukan tentang membalas, tetapi membangun kapasitas diri, menemukan dukungan yang tepat, dan berani melapor jika situasinya sudah berbahaya. Sikap tegas dapat membuat pelaku berpikir ulang sebelum mengulangi aksinya.
Berikut langkah-langkah yang dapat membantu melawan atau menghindari bullying, sebagaimana dirangkum edukasia.id:
1. Tunjukkan Pencapaian Anda
Pelaku bullying sering merasa terancam oleh kemampuan atau keunikan orang lain. Karena itu, Anda justru dianjurkan tampil percaya diri dengan menyampaikan prestasi tanpa ragu. Sikap ini memberi sinyal bahwa Anda bukan target yang mudah diintimidasi, sekaligus membangun citra diri yang kuat
2. Perkuat Rasa Percaya Diri
Kepercayaan diri adalah benteng utama dalam menghadapi perundungan. Pelaku biasanya semakin berani ketika melihat korbannya merasa minder. Sebaliknya, sikap tegas dan yakin pada diri sendiri membuat mereka enggan mendekat.
3. Bangun Jaringan Pertemanan yang Sehat
Korban bullying kerap berada dalam posisi sendirian. Memiliki teman yang suportif dapat menjadi tameng natural. Lingkaran pertemanan yang positif juga membuat pelaku berpikir ulang karena tahu targetnya tidak berdiri sendiri.
4. Latihan Bela Diri dengan Tujuan Proteksi
Mengikuti kelas bela diri bukan untuk membalas, melainkan membangun ketenangan dan kesiapan diri. Selain melatih respon tubuh, bela diri juga meningkatkan ketahanan mental dan memberi rasa aman saat menghadapi situasi sulit.
5. Libatkan Pihak Berwenang Jika Bullying Berulang
Jika tindakan perundungan terus terjadi, jangan ragu melaporkannya. Guru, konselor, hingga orang tua memiliki peran penting untuk turun tangan. Pendampingan formal dapat mencegah eskalasi yang lebih berbahaya.
6. Kendalikan Reaksi Emosional
Pelaku sering mencari respons emosional dari korban. Tetap tenang, tidak terpancing, dan menolak memberikan reaksi berlebihan dapat mematahkan motivasi pelaku untuk mengulangi aksinya.
7. Dokumentasikan dan Catat Kejadian
Saat bullying terjadi berulang, mencatat waktu, tempat, saksi, dan bentuk tindakan dapat membantu proses pelaporan. Dokumentasi membuat kasus lebih mudah ditangani oleh pihak sekolah atau otoritas terkait.
Itulah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah dan menghadapi bullying, baik di sekolah maupun lingkungan lainnya. Semakin banyak pihak yang sadar dan berani bertindak, semakin kecil ruang tindakan perundungan berkembang.
Berikut langkah-langkah yang dapat membantu melawan atau menghindari bullying, sebagaimana dirangkum edukasia.id:
1. Tunjukkan Pencapaian Anda
Pelaku bullying sering merasa terancam oleh kemampuan atau keunikan orang lain. Karena itu, Anda justru dianjurkan tampil percaya diri dengan menyampaikan prestasi tanpa ragu. Sikap ini memberi sinyal bahwa Anda bukan target yang mudah diintimidasi, sekaligus membangun citra diri yang kuat
2. Perkuat Rasa Percaya Diri
Kepercayaan diri adalah benteng utama dalam menghadapi perundungan. Pelaku biasanya semakin berani ketika melihat korbannya merasa minder. Sebaliknya, sikap tegas dan yakin pada diri sendiri membuat mereka enggan mendekat.
3. Bangun Jaringan Pertemanan yang Sehat
Korban bullying kerap berada dalam posisi sendirian. Memiliki teman yang suportif dapat menjadi tameng natural. Lingkaran pertemanan yang positif juga membuat pelaku berpikir ulang karena tahu targetnya tidak berdiri sendiri.
4. Latihan Bela Diri dengan Tujuan Proteksi
Mengikuti kelas bela diri bukan untuk membalas, melainkan membangun ketenangan dan kesiapan diri. Selain melatih respon tubuh, bela diri juga meningkatkan ketahanan mental dan memberi rasa aman saat menghadapi situasi sulit.
5. Libatkan Pihak Berwenang Jika Bullying Berulang
Jika tindakan perundungan terus terjadi, jangan ragu melaporkannya. Guru, konselor, hingga orang tua memiliki peran penting untuk turun tangan. Pendampingan formal dapat mencegah eskalasi yang lebih berbahaya.
6. Kendalikan Reaksi Emosional
Pelaku sering mencari respons emosional dari korban. Tetap tenang, tidak terpancing, dan menolak memberikan reaksi berlebihan dapat mematahkan motivasi pelaku untuk mengulangi aksinya.
7. Dokumentasikan dan Catat Kejadian
Saat bullying terjadi berulang, mencatat waktu, tempat, saksi, dan bentuk tindakan dapat membantu proses pelaporan. Dokumentasi membuat kasus lebih mudah ditangani oleh pihak sekolah atau otoritas terkait.
Itulah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah dan menghadapi bullying, baik di sekolah maupun lingkungan lainnya. Semakin banyak pihak yang sadar dan berani bertindak, semakin kecil ruang tindakan perundungan berkembang.



.png)




Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.