Tes Literasi Beragama Digelar Serentak 18–21 November

Ma'rifah Nugraha
0
Rapat koordinasi persiapan ANLDB bagi siswa di Jakarta, Selasa, 11 November 2025. Foto Kemenag.

Jakarta. EDUKASIA.ID - Kementerian Agama (Kemenag) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bakal menggelar Asesmen Nasional Literasi Dasar Beragama (ANLDB) bagi siswa sekolah dasar. Agenda ini dijadwalkan berlangsung serempak selama empat hari, pada 18–21 November 2025.

Secara teknis, persiapan ANLDB dibahas bersama Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Pustrajak Penda BMBPSDM, dan BRIN.

Direktur PAI, M. Munir, menyebut asesmen ini merupakan kelanjutan dari program pengukuran literasi beragama yang sebelumnya dilakukan terhadap para guru. 

“Program ini bertujuan untuk memetakan kemampuan literasi dasar beragama di kalangan siswa, sekaligus memperkuat kebijakan pendidikan agama berbasis data,” ujarnya dalam rapat koordinasi persiapan ANLDB di Jakarta, Selasa, 11 November 2025.

Munir menuturkan, tahun ini asesmen dikembangkan dengan melibatkan 13.600 siswa kelas 5 SD dari populasi 25.347 siswa. Ia juga menyoroti antusiasme guru yang luar biasa dalam program sebelumnya. 

“Partisipasi guru dalam program ini telah mencapai 97,14 persen dari target populasi,” ujarnya.

Menurut Munir, capaian tersebut menjadi bukti kuatnya semangat dan komitmen para pendidik. 

“Guru-guru kita sangat antusias, semangat, dan punya komitmen kuat mendukung asesmen ini. Saya berharap, untuk target sampling siswa juga dapat tercapai,” tambahnya.

Ia menegaskan, ANLDB harus menjadi kegiatan berbasis kajian ilmiah dan diakui secara nasional.

“Saya ingin apa yang kita lakukan ini pertama, memiliki basis ilmiah yang mumpuni. Itu wajib hukumnya. Kedua, hasilnya diketahui bukan hanya oleh internal Kemenag, tetapi juga pihak-pihak yang berkepentingan seperti Bappenas, KemenPAN-RB, dan DPR,” tegasnya.

Pria asal Tuban, Jawa Timur, itu juga mengapresiasi masukan dari BRIN dan menilai sinergi antarlembaga menjadi kunci sukses pelaksanaan asesmen ini. 

“Kolaborasi dengan BRIN dan Pustrajak Penda BMBPSDM ini penting agar asesmen kita tidak hanya kuat secara administratif, tapi juga sahih secara akademik,” tandas Munir.

Sementara itu, peneliti utama BRIN, Prof. Murtadlo, menyoroti pentingnya penentuan batas waktu pengisian asesmen agar pelaksanaannya lebih terukur.

“Batas akhir pengisian perlu diputuskan dengan jelas supaya seluruh pihak bisa menyiapkan langkah mitigasinya,” ujarnya.

Ia juga menilai penilaian kemampuan membaca Al-Qur’an perlu mendapat porsi lebih besar.

“Saya kira porsi penilaian baca Qur’an bisa dinaikkan menjadi 20 persen, bukan 10 persen, agar capaian literasi keagamaan dasar lebih terasa dampaknya,” jelasnya.

Dari sisi metodologi, Murtadlo menilai pengawasan di daerah perlu diperkuat. Menurutnya, komunikasi jarak jauh tak cukup menjamin ketepatan data. 

“Idealnya, ada petugas khusus di setiap provinsi yang turun langsung memastikan semua berjalan sesuai standar,” kata profesor riset eks Puslitbang Penda Balitbang Diklat tersebut.

Ia menambahkan, kehadiran petugas di lapangan akan memperkecil rentang kendali sekaligus menjaga mutu pelaksanaan asesmen. 

“Satu orang peneliti bisa mengawal sekitar 20 sekolah, agar pengawasan tetap efektif. Kehadiran langsung di lapangan akan menunjukkan keseriusan program ini dan mempercepat penyelesaian,” tutupnya.

Posting Komentar

0 Komentar

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top