Direktur Pesantren Basnang Said (tangan menunjuk) di Pesantren Al Khoziny. Foto Kemenag.
Sidoarjo. EDUKASIA.ID - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama terus mendorong percepatan rekonstruksi bangunan pesantren. Hal ini dianggap penting sebagai bentuk perlindungan sekaligus penguatan fungsi lembaga pendidikan keagamaan.
Salah satu titik yang dipantau adalah Pesantren Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo. Tim Kemenag hadir bersama Kemenko Bidang Pemberdayaan Masyarakat serta sejumlah kementerian dan lembaga terkait untuk mengecek langsung kesiapan rekonstruksi.
Rombongan tersebut antara lain Sekretaris Menko Pemberdayaan Masyarakat Andie Megantara, Deputi Kemenko PM Abdul Haris, serta Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Dewi Chomistriana. Hadir pula Staf Ahli Menko PM Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Masyarakat, perwakilan Kemendagri, serta Direktur Pesantren Kemenag RI Dr. Basnang Said.
Basnang menegaskan bahwa kunjungan lintas kementerian ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan tindak lanjut langsung dari arahan Presiden.
“Kemenag berkomitmen mendampingi setiap proses rekonstruksi pesantren agar berjalan sesuai ketentuan, baik dari sisi legalitas lahan, desain bangunan, maupun pemenuhan standar kelayakan fungsi pendidikan,” ujarnya, dikutip dari laman Kemenag, Sabtu 15 November 2025.
Ia mengingatkan posisi strategis pesantren sebagai pusat pendidikan dan pengasuhan santri.
"Karena itu, keselamatan dan kelayakan bangunan menjadi aspek penting dalam menjamin keberlangsungan kegiatan belajar-mengajar," ujarnya.
Menurutnya, pesantren juga merupakan rumah kedua bagi para santri.
"Maka, setiap bangunan harus dirancang dengan mempertimbangkan keamanan, kesehatan, dan kenyamanan,” imbuhnya.
Basnang turut mengungkapkan bahwa pemerintah menyiapkan kebijakan pemberian beasiswa bagi lulusan 80 pesantren yang menjadi sasaran percepatan renovasi dan rekonstruksi. Program ini memungkinkan para lulusan mengambil pendidikan S1 di bidang teknik sipil, ekonomi, dan kesehatan melalui pendanaan Dana Abadi Pesantren. Sejumlah perguruan tinggi telah bekerja sama dengan Kemenag untuk skema tersebut.
Dari pihak pesantren, pengasuh Pesantren Al Khoziny menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah. Sebagian santri putra disebut masih menumpang di rumah warga akibat keterbatasan ruang pasca insiden bangunan ambruk.
“Rekonstruksi ini sangat ditunggu karena akan mengembalikan fungsi utama asrama santri dan kegiatan belajar mengajar,” kata sang pengasuh.
Kemenag menegaskan rekonstruksi di Al Khoziny merupakan bagian dari langkah nasional untuk memastikan standar keselamatan bangunan pesantren. Upaya ini juga disebut sebagai tindak lanjut awal dari instruksi Presiden untuk memperkuat keamanan santri dan memperbaiki infrastruktur pesantren yang dinilai rentan secara struktural.
“Melalui sinergi lintas kementerian dan dukungan pemerintah daerah, kami berharap upaya ini menjadi model bagi percepatan penataan dan penguatan infrastruktur pesantren di Indonesia,” tutup Basnang.



.png)



Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.