Pendidikan Darurat Siap Digelar untuk Siswa Terdampak Banjir dan Longsor

Ma'rifah Nugraha
0
Mendikdasmen, Abdul Mu'ti. Foto Kemendikdasmen.

Jakarta. EDUKASIA.ID – Bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat berdampak signifikan terhadap layanan pendidikan. Ribuan satuan pendidikan terdampak, ratusan ribu siswa mengalami gangguan pembelajaran, dan kondisi darurat masih berlangsung di berbagai wilayah.

Mendikdasmen, Abdul Mu'ti, menegaskan pemerintah tetap berkomitmen menjaga kelangsungan pendidikan meski dalam situasi darurat.

“Dalam kondisi bencana, keselamatan warga sekolah menjadi prioritas utama, namun hak anak untuk tetap belajar tidak boleh terhenti. Pemerintah hadir untuk memastikan pendidikan darurat dapat berjalan, sekaligus memberikan dukungan bagi para guru yang tetap mengabdi di wilayah terdampak,” ujar Abdul Mu'ti, dikutip Rabu 17 Desember 2025.

Berdasarkan data sementara Kemendikdasmen per Minggu, 14 Desember 2025 pukul 17.00 WIB, tercatat 3.274 satuan pendidikan terdampak, dari PAUD hingga pendidikan nonformal. Dampak meliputi 6.431 ruang kelas rusak, serta kerusakan pada bangunan pendukung dan fasilitas sanitasi sekolah. Data masih dalam proses verifikasi karena keterbatasan akses dan jaringan di beberapa wilayah.

Bencana ini langsung memengaruhi 276.249 siswa dan 25.936 guru serta tenaga kependidikan. Selain itu, 403.534 siswa yang tergabung dalam 19.427 rombongan belajar mengalami gangguan layanan pendidikan akibat rusaknya sarana-prasarana sekolah, terputusnya akses ke sekolah, dan sekolah yang difungsikan sementara sebagai lokasi pengungsian atau posko darurat.

Selain kerugian materi, Kemendikdasmen mencatat korban jiwa. Hingga kini, 15 guru dan 52 siswa meninggal dunia, sementara sejumlah lainnya mengalami luka-luka dan masih berada di lokasi pengungsian. Pemerintah menyampaikan duka cita mendalam kepada seluruh korban dan keluarga.

"Gangguan layanan pendidikan terjadi karena beberapa faktor, antara lain rusaknya bangunan sekolah dan perlengkapan pembelajaran, terputusnya transportasi menuju sekolah, serta penggunaan sekolah sebagai lokasi pengungsian atau posko. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar tidak dapat berjalan normal di banyak satuan pendidikan," ujarnya.

Sebagai respons cepat, Kemendikdasmen menyiapkan pendidikan darurat. Bantuan yang disalurkan meliputi 2.873 unit ruang kelas darurat, 141.335 paket perlengkapan belajar siswa (buku, alat tulis, tas, seragam, sepatu), serta 16.239 paket perlengkapan keluarga untuk menunjang kebutuhan dasar warga sekolah selama tanggap darurat.

"Selain bantuan barang, pemerintah menyalurkan bantuan keuangan pendidikan untuk mendukung operasional pendidikan darurat, pemulihan sarana pembelajaran, dan pemenuhan kebutuhan mendesak sesuai kondisi lapangan," lanjutnya.

Kemendikdasmen juga memberikan perhatian khusus kepada guru dan tenaga kependidikan yang tetap bertugas di wilayah terdampak. Sebanyak 17.500 guru menjadi penerima tunjangan khusus senilai Rp2 juta per guru, sebagai bentuk dukungan negara atas dedikasi mereka di tengah bencana.

"Seluruh upaya dilakukan melalui koordinasi dengan pemerintah daerah, dinas pendidikan, dan pemangku kepentingan terkait. Data dan verifikasi terus diperbarui karena masih terdapat wilayah sulit dijangkau, terutama di Aceh dan Sumatra Utara," ujarnyq.

Pemulihan layanan pendidikan dilakukan bertahap seiring perbaikan infrastruktur dan kondisi wilayah terdampak. Pemerintah mengajak seluruh elemen masyarakat bergotong royong mendukung keberlangsungan pendidikan anak-anak, agar proses belajar mengajar tetap berjalan dan masa depan generasi penerus tetap terjaga.

Posting Komentar

0 Komentar

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top