Program-program Pengembangan Pendidikan Inklusif Disorot FPMI Jateng


SEMARANG. Edukasia.id - Selepas dikukuhkan dua minggu sebelumnya, Forum Pendidik Madrasah Inklusi (FPMI) Jawa Tengah menyelenggarakan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) virtual pada Rabu, (29/12/2021). 

Dalam rakerwil ini dibahas beberapa hal terkait program pengembangan pendidikan inklusif di Jawa Tengah, diantaranya regulasi, penguatan kelembagaan, kurikulum, pembelajaran, dan membangun jejaring.

Ketua FPMI Pusat Supriyono memberikan gambaran jalannya FPMI ke depan. Menurutnya  perlu menyatukan mindset bahwa Hak pendidikan adalah untuk semua anak.  

“Ini harus kita perjuangkan karena secara filosofis selaras dengan ajaran agama Islam dan tentunya ini dapat menjadi semangat bagi kita” tegasnya.

Leck Prie, sapaan akrab ketua FPMI pusat itu, mengingatkan bahwa madrasah/sekolah inklusif berbeda dengan madrasah/sekolah luar biasa jika dilihat jumlah peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) di setiap kelasnya. 

“Jangan berpikir kita akan ada 20 atau 25 anak kebutuhan khusus di dalam kelas. Ketika semua madrasah sudah inklusif, maka sebarannya secara rasionya 5-10 persen atau satu sampai dua anak per kelas.” imbuhnya.

Sementara itu, wakil Ketua FPMI Pusat Hj. Maskanah memberikan pengarahan bahwa tim FPMI Jawa Tengah perlu bicara bersama tentang tujuan FPMI Jawa Tengah.

 “Kita harus ada pembagian Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) yang jelas agar tidak saling menyalahkan dan mengandalkan” jelasnya.

Ketua FPMI Jateng, Sri Ayu Sipah berharap program-program yang akan dibahas dapat dikawal sampai berhasil dan mimpi untuk mewujudkan pendidikan inklusi di Jawa Tengah dapat terlaksana dengan baik.

Kontributor: Miftahul Huda, M.Pd.I

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top