100 Remah Hikmah (14): Santri Biji


Ilustrasi: Foto pixabay

Penulis: Salahuddin Ibnu Sjahad*

EDUKASIA.ID - Dipendem. Diinjak-injak. Disiram. Dibiarkan kena kotoran (dipupuk). 

Agar bisa merekahkan tanah keterbatasan. Agar bisa merunduk kala berilmu dan beramal. Atau tetap tegak tinggi menjulang walau diterpa angin kencang cobaan. Itu adalah proses tumbuh kembang santri di dunia pesantren. 

Ketika mondok, mungkin ada yang pernah dapat komentar miring begini: "Mas, mondok tuh dapat gaji berapa..atau nanti bisa kerja jadi apa..pasti dikasih doa cepat kaya ya.." 

Saat mondok, hanya santri yang pandai bergaul dan bermental baja yang akan bertahan lama karena tiap santri akan dicecar dengan berbagai pendidikan, aturan, larangan, dan segala hal yang penuh ketidaknyamanan. 

Santri yang selama mondok mengaku selalu enak dan nyaman, perlu ditanyakan kesantriannya.. Usai mondok, pendidikan berkarakter baik yang ditempa bertahun-tahun, akan sangat membekas, terutama sebagai bekal terjun dalam masyarakat plural. 

Terbiasa dengan ketawadhuan dan ketegaran serta kemandirian, seorang santri mestinya bisa menjadi top leader hebat di manapun berada. 

Betapapun banyak yang terlihat sukses meniti karir dan "terlihat" perannya di mata masyarakat dalam membangun bangsa, lebih banyak tentunya yang gagal. 

Entah itu dalam masa proses penggemblengan kesantriannya maupun pasca mondoknya. Sementara sebagian yang lain hanya mau "terlihat" sukses di mata Allah dan nampak "gak karuan" dipandang warga tetangganya. 

Kita perlu waktu optimal dan intensif dalam memusatkan perhatian untuk belajar. Sebelum kelak menjadi pemimpin yang hanya bisa menyesal karena tidak pernah sempat untuk belajar. 

Ta'allamuu qabla an tusawwaduu..



**** * ****

*Salahuddin Ibnu Sjahad atau Mohammad Salahuddin Al-Ayyubi, seorang guru mata pelajaran Ilmu Tafsir di MAN Sumenep, peraih beasiswa studi S2 melalui Beasiswa Indonesia Bangkit di UIN Sunan Kalijaga. Tulisan ini merupakan kompilasi statusnya di Facebook yang kemudian dijadikannya buku berformat PDF, diberinya judul "100 Remah Hikmah: Secuil Cerita dan Sudut Pandang Baru dalam Menikmati Rutinitas Kehidupan."

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top