100 Remah Hikmah (57): Sopirnya Gusti Allah

 Ilustrasi: Foto pixabay

Penulis: Salahuddin Ibnu Sjahad*

EDUKASIA.ID - Manusia yang paling dicintai sekaligus dibenci oleh Allah adalah para sopir. Dicintai karena sopir terbiasa membaca tanda-tanda tanpa harus banyak bicara. Dibenci karena dengan kesibukan dan kejenuhan di jalanan membuat mereka jarang eling gusti pengeran

Ibarat yang sama: manusia pada umumnya. Dunia ini dibuat agar manusia sering-sering ingat sang pencipta karena sifat dasar kita memang pelupa. 

Alam semesta ini full dengan tanda-tanda kekuasaan Allah. Penciptaan makhluk yang berpasangan, ragam tanaman yang tumbuh dari tanah dengan berkah satu jenis air hujan, roh dan kematian yang penuh misteri, cinta yang tak mudah untuk digambarkan, dsb. 

Percuma saja jika kita beragama tapi tak pandai membaca tanda-tanda. Dengan tafakkur dan tadabbur, manusia manapun akan selalu sadar dengan berbagai kekurangannya dan menyadari kekuatan absolut yang "bersembunyi" di balik alam ini.

Sopir yang baik dan pandai baca tanda-tanda tak hanya akan menyelamatkan dirinya, tapi juga para penumpang dan tentunya pengguna jalan yang lain. 

Manusia, jika mampu mengkonversikan segala impuls yang dirasakan indera ragawinya kepada satu muara: cinta kepada Sang Pencipta, maka tidak hanya etika ibadah saja yang meningkat, tapi juga etika muamalah (baca: akhlak sosial)

Membaca fenomena, 
Membuka wacana, 
Merangkai makna. 

Selamat membaca alam semesta!


**** * ****

*Salahuddin Ibnu Sjahad atau Mohammad Salahuddin Al-Ayyubi, seorang guru mata pelajaran Ilmu Tafsir di MAN Sumenep, peraih beasiswa studi S2 melalui Beasiswa Indonesia Bangkit di UIN Sunan Kalijaga. Tulisan ini merupakan kompilasi statusnya di Facebook yang kemudian dijadikannya buku berformat PDF, diberinya judul "100 Remah Hikmah: Secuil Cerita dan Sudut Pandang Baru dalam Menikmati Rutinitas Kehidupan."

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top