Sambut Ramadhan, Pelajar SMPN 14 Semarang Lestarikan Tradisi Dugderan

Pentas budaya Dugderan di SMPN 14 Semarang, Jumat (8/3/2024). Dok. Istimewa.


Penulis: Fahita Safiraturahman

Semarang. EDUKASIA.ID - Hal yang dinantikan oleh masyarakat Kota Semarang dalam menyambut Bulan Suci Ramadhan adalah adanya Dugderan. Sebagai sebuah tradisi sejak masa Kanjeng Raden Mas Arya Adipati Purbaningrat yang menjadi sebuah penanda bahwa akan datangnya Bulan Suci Ramadhan yang terus lestari hingga sekarang.

Pelajar SMPN 14 Semarang pun menggelar Dugderan di halaman sekolahnya di Jl. Panda Raya Palebon Pedurungan, dalam rangka mewujudkan implementasi kurikulum merdeka dan upaya mengenalkan Dugderan sebagai sebuah budaya dan tradisi dari Kota Semarang, Jumat (8/3/2024).

Pentasi seni budaya, seperti tari gado-gado Semarang, kuda lumping, parade rebana, dan tari dugder bersama warak ngendoknya menjadi agenda awal dari Dugderan Pelajar SMPN 14 Semarang bersama guru-guru pendampingnya. Setelah itu, apel pagi dilaksanakan bersamaan dengan pembacaan suhuf halaqah puasa dan pemukulan bedug oleh Kepala Sekolah SMPN 14 Semarang, Sawukir, yang berperan sebagai Raden Mas Arya Adipati Purbaningrat dan acara diakhiri dengan berkarnaval kirab budaya dugderan di sekitar lokasi sekolah.

Kepala Sekolah SMPN 14 Semarang Sawukir, menyampaikan acar ini sebagai sebuah kegiatan nyata dari tema kearifan lokal dan Bhinneka Tunggal Ika kelas VII yang berkaitan dengan projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sekaligus sebagai acara pengenalan tradisi dan budaya Dugderan.

“Tujuan utama dari acara ini adalah impelementasi dari P5 yang memiliki beberapa dimensi, yakni beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, gotong-royong, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis. Kita mengambil Dugderan karena bersaman juga dengan datangnya Bulan Puasa,” terangnya.

Sawukir juga mengatakan dari dimensi-dimensi tersebut terlihat nyata dan semuanya berproses bersama dalam kegiatan ini hingga hasil puncaknya adalah acara dugderan.

“Unsur gotong-royong, kreasi dan kreativitas. Terasa nyata dalam acara ini, masing-masing memiliki tanggung jawab. Dari sini akan tertanam di hati anak-anak sehingga menjadi generasi yang optimal dan unggul,” katanya.

Waka Bidang Kesiswaan SMPN 14 Abdul Haris, menambahkan, panen karya P5 kelas VII menampilkan dugder yang merupakan tradisi Kota Semarang menyambut Ramadan.

“Kegiatan kita kemas demikian rupa sehingga anak-anak tahu persis bagaimana tradisi yang ada di Kota Semarang,” katanya.

Ia berharap siswa siswi SMPN 14 Semarang, akan tercipta pelajar yang berkarakter, berakhlakul karimah, dan meningkatkan nilai-nilai cinta kepada tanah air dari kegiatan tersebut.

“Di situ akan membentuk karakter yang luar biasa. Mereka juga punya tanggung jawab, bersikap jujur, serta utamanya beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,” katanya.

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top