100 Remah Hikmah (68): Nama Ibu Kandung

Ilustrasi: Foto pixabay

Penulis: Salahuddin Ibnu Sjahad*

EDUKASIA.ID - Siapa yang paling sering mengamalkan hadis nabi tentang sosok ibu sebagai manusia yang paling pantas kita hormati bahkan tiga kali dibanding ayah? Bank. 

Tepatnya customer servicenya. Para staf bank manapun tak akan capek-capek menanyakan siapa ayah kandung anda karena bahkan anda sendiri mungkin belum punya jawaban valid 100% sampai dengan saat ini. 

Ibu kandung adalah siapapun yang "mengeluarkan" kita dari alam gelap gulita. Nyatanya sampai kini belum ada yang berhasil menciptakan lampu yang bisa dipasang di rahim. 

Perusahaan sebesar Apple inc dengan leader secerdas Tim Cook pun belum bisa mikir atau buat gadget yang bisa dimainkan si janin agar tidak jenuh menunggu 9 bulan kelahiran.

Bayi keluar dari siapa, nah dia itu ibu kandungnya. Walaupun dalam fisik bukan manusia. 

Nah, kalau ayah kandung sendiri masih diperdebatkan definisinya di kalangan ilmuwan fiqih. Apakah yang berarti "ayah biologis" yang ikut "urunan DNA" bil wasilah sperma kepada sang ibunya bayi, ataukah "suami sah dari pernikahan yang sah"? 

Kita mungkin pernah mendengar cerita perdebatan panjang sejarawan muslim yang mempertanyakan ayah kandung Amru bin Ash. 

Cerita sepele yang tak mungkin ada dalam LKS SKI yang biasa dipakai di madrasah-madrasah ataupun kitab-kitab sirah kecil semacam khulashoh nurul yaqin

Ibunya Amr yang dengan istilah zaman ini disebut "wanita gak benar", pernah disenonohi sekaligus 10 orang kawanan jahiliyah Makkah pimpinan abu sufyan. 

Lalu setelah bayi lahir,dengan sederhana saja dinisbatkan kepada Ash untuk mengasuhnya. 

Kelak saat sudah dewasa, Amr yang terkenal sebagai politikus ulung sangat dekat berteman dengan seorang sahabat muda yang berwajah mirip dengannya, yang tak lain adalah Muawiyah bin Abi Sufyan. 

Sayang sekali banyak ibu-ibu muda zaman ini yang lebih menyerahkan bayi lucu mungilnya untuk diasuh dan dibesarkan para hewan.. 

Kriterianya: Saat balita jadi anak sapi karena minumnya susu formula dan bukan ASI.. saat kanak-kanak dan remaja jadi anak garangan (musang) karena terbiasa makan fried chicken.. (Di desa saya anak ayam kampung adalah makanan favorit the gank of Garangan..

Saat dewasa malah jadi kucing garong. Sebagian pilih jadi tikus-tikus di gedung-gedung dewan.. 

Pantaslah kalau sang anak sudah besar tidak tahu apa itu perikemanusiaan. Hanya manusia dengan perikehewanan-lah yang tega memutilasi sesama jenisnya atau makan uang rakyat triliunan rupiah tapi malah tersenyum bangga. 

Semoga kita termasuk orang-orang yang taubat, selalu di jalanNya. 

Semoga kita ingat selalu mendoakan ibu kandung dan siapa saja yang mencintainya


**** * ****

*Salahuddin Ibnu Sjahad atau Mohammad Salahuddin Al-Ayyubi, seorang guru mata pelajaran Ilmu Tafsir di MAN Sumenep, peraih beasiswa studi S2 melalui Beasiswa Indonesia Bangkit di UIN Sunan Kalijaga. Tulisan ini merupakan kompilasi statusnya di Facebook yang kemudian dijadikannya buku berformat PDF, diberinya judul "100 Remah Hikmah: Secuil Cerita dan Sudut Pandang Baru dalam Menikmati Rutinitas Kehidupan."

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top