100 Remah Hikmah (69): Hewan Dilarang Sakit

Ilustrasi: Foto pixabay

Penulis: Salahuddin Ibnu Sjahad*

EDUKASIA.ID - Tempo hari ada buku berjudul "orang miskin dilarang sakit" disusul berbagai opini pendukung yang bertebaran di media massa. 

Pemerintah rupanya cepat merespon sehingga efeknya sekarang adalah banyaknya bangsal-bangsal kelas ekonomi di rumah sakit atau klinik yang sering penuh. 

Ditambah kantor BPJS kesehatan di masing-masing kota yang antrean pengunjungnya mengular sejak pagi sampai sore. 

Padahal saat masih bernama kantor ASKES dulu hanya disambangi segelintir PNS dan penuh saat jam istirahat saja. Sayang sekali pemerintah masih pilih kasih. 

BPJS belum mau menerima calon pendaftar asuransi berkaki empat. Dan saya kesal sekali jika kucing peliharaan saya atau ayam-ayam kampung di kandang harus meninggal akibat penyakit gak jelas tanpa perawatan memadai akibat saya tak punya cita-cita jadi dokter hewan blas

Sedangkan para dokter hewan biasanya lebih mementingkan kalangan ningrat (rajakaya dll) daripada rakyat pengemis seperti kucing dan sebangsanya. 

Lebih kesal lagi karena tak ada orang yang mau mewakafkan tanah nganggur atau lahan tidur untuk dijadikan pemakaman umum non manusia. 

Tapi saya yakin, walaupun tak terdata (tak punya KTP apalagi facebook), para sahabat manusia itu tak termasuk "rakyat gak jelas" sebagaimana dituduhkan kepada saya. Dan kita.


**** * ****

*Salahuddin Ibnu Sjahad atau Mohammad Salahuddin Al-Ayyubi, seorang guru mata pelajaran Ilmu Tafsir di MAN Sumenep, peraih beasiswa studi S2 melalui Beasiswa Indonesia Bangkit di UIN Sunan Kalijaga. Tulisan ini merupakan kompilasi statusnya di Facebook yang kemudian dijadikannya buku berformat PDF, diberinya judul "100 Remah Hikmah: Secuil Cerita dan Sudut Pandang Baru dalam Menikmati Rutinitas Kehidupan."

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top