100 Remah Hikmah (78): Lampu Kuning untuk Cinta Posesif

Ilustrasi: Foto pixabay


Penulis: Salahuddin Ibnu Sjahad*

EDUKASIA.ID - Hanya sebuah kisah karangan agar para jomblowan tak kebingungan ketika suatu saat ternyata langsung didekati dua orang cewek yang tentunya sama-sama cantik. 

Abdul, perjaka tampan, baik dan kaya, yang memang biasa sendiri dan jarang berkenalan dengan kaum hawa memberi jawaban yang sama kepada dua cewek muda yang datangnya berlainan waktu untuk memintanya jadi suami: 

"Maaf mbak..saya telah dijodohkan." 

Sama-sama terkejut, ternyata Anita dan Amrita punya pertanyaan lanjutan yang berbeda. 

Anita : "dijodohkan dengan siapa?" 

Amrita : "dijodohkan oleh siapa?" 

Terhadap Anita, Abdul hanya menjawab dengan senyum lantas meninggalkannya. 

Sedangkan untuk Amrita, Abdul menjawab dengan tegas: "Saya telah dijodohkan oleh Allah. Dengan kamu. Mau jadi istriku?" 

Amrita hanya bengong dan bingung. Hanya sebentar sebelum pipinya memerah. So sweet. Pikirnya. 

Analisa sederhananya: 

Seorang cewek yang ketika ditolak karena sang lelaki pujaan telah dijodohkan dan lantas bertanya "siapa jodohnya" menyiratkan bahwa cewek tadi merasa perlu membandingkan dirinya dan gadis beruntung itu. Kelebihan apa yang dimiliki jodohnya itu. 

Intinya, sang cewek lebih memikirkan diri sendiri, dan ini adalah reflek. Reflek bersumber dari kebiasaan. 

Istri dengan kebiasaan lebih sering memikirkan perasaan sendiri cenderung ber-ego tinggi. Dan itu tak baik buat keutuhan rumah tangga. 

Dalam tingkat kecemburuan tertentu, sang istri kelak bisa sangat posesif atau terlalu protektif terhadap aktifitas suami. 

Abdul tak mau seperti itu. 

Dia lebih memilih Amrita karena potensi kebaikan hati yang dimilikinya. Dia bertanya "siapa yang menjodohkan" karena belas kasih kepada Abdul, mengapa dia tidak bisa memilih jodohnya sendiri. 

Khawatir kepada Abdul atas masa depannya akibat perjodohan yang mungkin tak diinginkannya. Atau bisa juga ragu mengapa anak muda modern & sukses macam Abdul kok masih mungkin taat pada perjodohan dibanding kemampuannya memilih gadis manapun yang pasti akan takluk. 

Amrita sibuk memikirkan Abdul dan bukan dirinya sendiri sekalipun bahasa awalnya dia seakan ditolak. 

Pikir si Abdul, gadis ini pemikir yang pintar, pejuang, dan berjiwa matang. Bukankah itu modal yang diperlukan untuk menjadi istri sekaligus ibu yang baik? 

Cinta terkadang hanya perlu kata-kata sederhana. Dengan pembuktian sederhana. 

Terima kasih ibu. Sang malaikat cintaku


**** * ****

*Salahuddin Ibnu Sjahad atau Mohammad Salahuddin Al-Ayyubi, seorang guru mata pelajaran Ilmu Tafsir di MAN Sumenep, peraih beasiswa studi S2 melalui Beasiswa Indonesia Bangkit di UIN Sunan Kalijaga. Tulisan ini merupakan kompilasi statusnya di Facebook yang kemudian dijadikannya buku berformat PDF, diberinya judul "100 Remah Hikmah: Secuil Cerita dan Sudut Pandang Baru dalam Menikmati Rutinitas Kehidupan."

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top