Mengenal Skizofernia, Gangguan Mental yang Bisa Pengaruhi Emosi

Ilustrasi Orang yang Mengalami Skizofernia. Foto Freepik

EDUKASIA.ID – Apakah Anda pernah mendengar, melihat, atau merasakan sesuatu yang tidak nyata? Atau bahkan Anda pernah mengalami halusinasi mendengar sesuatu? Jika iya, hal itu merupakan salah satu tanda dari skizofernia. Apa sebenarnya skizofernia itu?

Menurut alodokter.com, skizofernia merupakan gangguan mental berat yang dapat mempengaruhi tingkah laku, emosi, dan komunikasi.

Lebih lanjut, menurut kratonpusk.jogjakota.go.id, skizofernia terjadi dalam jangka panjang yang yang dapat membuat penderitanya mengalami kesulitan untuk membedakan antara kenyataan yang ada dengan pikiran yang ada.

Skizofernia dapat menyerang mulai dari anak-anak hingga lansia. Gejala awal skizofernia biasanya muncul di masa remaja. Untuk pria, biasanya muncul mulai dari usia 15-30 tahun. Sementara untuk wanita biasanya muncul mulai usia 25-30 tahun.

Berikut beberapa tanda yang dirasakan oleh pengidap skizofernia:

1. Halusinasi

Salah satu tanda seseorang mengidap skizofernia adalah mengalami halusinasi. Halusinasi tersebut dapat berupa merasa bisa melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu yang tidak nyata.

Halusinasi yang paling umum adalah halusinasi suara seperti mendengar suara yang berbicara secara terus-menerus di kepala. Suara itu bisa saja seperti mengomentari tindakan si pengidap skizofernia, mengancam, atau menyuruh melakukan sesuatu.

Suara tersebut terdengar seperti sangat nyata, seolah-olah datang dari luar tubuh si pengidap skizofernia. Contoh: “Aku dengar ada suara wanita yang nyuruh aku keluar malam-malam, padahal di sekitar gak ada siapa-siapa,”.

2. Delusi (Waham)

Delusi atau waham dapat diartikan dengan keyakinan kuat yang tidak sesuai kenyataan namun sulit untuk digoyahkan. Ada beberapa contoh delusi yang dapat terjadi pada penderita skizofernia, contohnya adalah:

- Merasa ada yang mengawasi atau mau mencelakakan pengidap skizofernia (delusi paranoid)

- Percaya diri bahwa ia mempunyai kekuatan khusus atau misi yang besar (delusi kebesaran)

- Merasa pikirannya dikendalikan atau sedang disadap oleh orang lain (delusi kontrol)

3. Kacau dalam Berpikir dan Berbicara

Salah satu tanda lainnya yaitu pola pikir si penderita skizofernia menjadi berantakan, susah fokus, dan logika bicaranya menjadi tidak nyambung. Hal ini bisa digambarkan dengan berbicara dengan topik yang melompat-lompat tanpa alur yang jelas, berbicara banyak namun sulit untuk dimengerti, bahkan bisa juga membuat kata-kata sendiri yang tidak difahami oleh orang lain.

Contoh perkataan orang yang mengalami gejala ini adalah “Langit itu seperti radio karena semut juga punya frekuensi”.

4. Perubahan Perilaku dan Emosi

Contoh perubahan perilaku dan emosi yang dimaksud dalam gejala ini bisa berupa ekspresi emosi datar atau tidak sesuai dengan situasi, menarik diri dari lingkungan sosial, malas mengurus diri sendiri, jarang mandi atau ganti baju, bahkan tiba-tiba marah, tertawa sendiri, atau gelisah tanpa alasan.

5. Gejala Negatif (Hilangnya Fungsi Normal)

Beberapa gejala negatif yang dialami pengidap skizofernia adalah kurangnya motivasi atau tidak mempunyai semangat dalam melakukan apapun, susah merasa senang (anhedonia), serta sangat minim dalam berbicara (alogia).

Skizofernia yang tidak segera ditangani dapat memicu sejumlah komplikasi serius, seperti berpikir dan mencoba untuk bunuh diri, depresi, fobia, melukai diri sendiri, penyalahgunaan NAPZA dan kecanduan alkohol, serta perilaku agresif, dan gaduh gelisah.

Beberapa pengobatan yang dapat dilakukan oleh pengidap skizofernia adalah dengan mengonsumsi obat-obatan sesuai dengan resep dokter, bisa juga dengan melakukan psikoterapi untuk mengendalikan gejala yang dialami, atau dengan terapi elektrokonvulsif yang dapat meredakan keinginan untuk bunuh diri, mengatasi gejala depresi berat, dan menangani psikosis.