Ilustrasi. Foto Freepik.
EDUKASIA.ID - Tahun Baru Islam bukan sekadar pergantian kalender. Bagi umat Muslim, momen 1 Muharram adalah waktu untuk introspeksi, memperbaiki diri, dan memperbaharui niat dalam menapaki perjalanan hidup yang lebih bermakna sesuai tuntunan syariat.
Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang diterbitkan oleh Kementerian Agama (Kemenag), 1 Muharram 1447 Hijriah bertepatan dengan hari Jumat, 27 Juni 2025.
Melansir NU Online, dalam tradisi Islam, terdapat amalan khusus menyambut pergantian tahun, yaitu membaca doa akhir tahun dan doa awal tahun.
Amalan ini disebutkan dalam kitab Maslakul Akhyar, karya ulama besar Betawi abad ke-19–20, Habib Utsman bin Yahya yang dikenal sebagai Mufti Batavia kala itu.
Doa awal tahun dibaca tiga kali setelah Maghrib pada malam 1 Muharram, karena dalam penanggalan Hijriah, hari baru dimulai sejak terbenamnya matahari.
Dengan membaca kedua doa ini, diharapkan seorang Muslim mendapat ampunan atas dosa-dosa di tahun sebelumnya dan diberi perlindungan serta bimbingan di tahun yang baru.
Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihis-sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba‘da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da‘autanî ilat-taubati min ba‘di jarâ’atî ‘alâ ma‘shiyatik. Fa innî astaghfiruka, faghfirlî, wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa‘adtanî ‘alaihits-tsawâba, fa as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha‘ rajâ’î minka yâ Karîm.
Artinya: Tuhanku, aku memohon ampun atas perbuatan-perbuatanku sepanjang tahun ini yang telah Kau larang, namun belum sempat aku tobati. Engkau tetap bersabar terhadapku karena kemurahan-Mu, padahal Kau mampu menyiksaku. Engkau telah mengajakku untuk bertaubat, namun aku tetap berani melanggar perintah-Mu. Maka aku mohon ampun kepada-Mu, ampunilah aku. Dan terhadap segala amal baik yang Kau ridhai serta yang telah Kau janjikan pahalanya, aku memohon agar Engkau menerimanya dariku. Jangan Kau putuskan harapanku kepada-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.
Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘alâ fadhlikal ‘azhîmi wa karîmi jûdikal mu‘awwal. Hâdzâ ‘âmun jadîdun qad aqbal. As’alukal ‘ishmata fîhi minas-syaithâni wa auliyâ’ih, wal-‘auna ‘alâ hâdzihin-nafsil-ammârati bis-sû’, wal-isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal-jalâli wal-ikrâm.
Artinya: Tuhanku, Engkau adalah Dzat Yang Abadi, Qadim, dan Awal. Kepada karunia-Mu yang agung dan kemurahan-Mu yang mulia, aku gantungkan harapanku. Kini tahun baru telah datang. Aku memohon perlindungan-Mu dari godaan setan dan para pengikutnya, serta mohon pertolongan untuk menundukkan nafsu yang kerap mengajak pada kejahatan. Aku juga mohon agar Engkau membimbingku untuk menyibukkan diri dengan hal-hal yang mendekatkan diriku kepada-Mu. Wahai Tuhan Yang Maha Agung lagi Maha Mulia.
Nah, itulah makna dan bacaan doa-doa yang dianjurkan dalam menyambut Tahun Baru Islam.
Waktu Membaca Doa
Doa akhir tahun dianjurkan dibaca tiga kali sebelum Maghrib pada tanggal 29 atau 30 Dzulhijjah, tepat sebelum memasuki tahun baru.Doa awal tahun dibaca tiga kali setelah Maghrib pada malam 1 Muharram, karena dalam penanggalan Hijriah, hari baru dimulai sejak terbenamnya matahari.
Dengan membaca kedua doa ini, diharapkan seorang Muslim mendapat ampunan atas dosa-dosa di tahun sebelumnya dan diberi perlindungan serta bimbingan di tahun yang baru.
Doa Akhir Tahun
اَللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هٰذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِيْ عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِيْ وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ
Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihis-sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba‘da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da‘autanî ilat-taubati min ba‘di jarâ’atî ‘alâ ma‘shiyatik. Fa innî astaghfiruka, faghfirlî, wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa‘adtanî ‘alaihits-tsawâba, fa as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha‘ rajâ’î minka yâ Karîm.
Artinya: Tuhanku, aku memohon ampun atas perbuatan-perbuatanku sepanjang tahun ini yang telah Kau larang, namun belum sempat aku tobati. Engkau tetap bersabar terhadapku karena kemurahan-Mu, padahal Kau mampu menyiksaku. Engkau telah mengajakku untuk bertaubat, namun aku tetap berani melanggar perintah-Mu. Maka aku mohon ampun kepada-Mu, ampunilah aku. Dan terhadap segala amal baik yang Kau ridhai serta yang telah Kau janjikan pahalanya, aku memohon agar Engkau menerimanya dariku. Jangan Kau putuskan harapanku kepada-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.
Doa Awal Tahun
اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ
Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘alâ fadhlikal ‘azhîmi wa karîmi jûdikal mu‘awwal. Hâdzâ ‘âmun jadîdun qad aqbal. As’alukal ‘ishmata fîhi minas-syaithâni wa auliyâ’ih, wal-‘auna ‘alâ hâdzihin-nafsil-ammârati bis-sû’, wal-isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal-jalâli wal-ikrâm.
Artinya: Tuhanku, Engkau adalah Dzat Yang Abadi, Qadim, dan Awal. Kepada karunia-Mu yang agung dan kemurahan-Mu yang mulia, aku gantungkan harapanku. Kini tahun baru telah datang. Aku memohon perlindungan-Mu dari godaan setan dan para pengikutnya, serta mohon pertolongan untuk menundukkan nafsu yang kerap mengajak pada kejahatan. Aku juga mohon agar Engkau membimbingku untuk menyibukkan diri dengan hal-hal yang mendekatkan diriku kepada-Mu. Wahai Tuhan Yang Maha Agung lagi Maha Mulia.
Nah, itulah makna dan bacaan doa-doa yang dianjurkan dalam menyambut Tahun Baru Islam.
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.