Ilustrasi salat. Foto Freepik.
Mengutip buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP Kelas VIII yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI (2021), salat gerhana terdiri dari dua jenis.
Pertama, salat Kusuf, yang dilakukan saat gerhana matahari. Kedua, salat Khusuf, yang dilaksanakan ketika terjadi gerhana bulan. Lantas bagaimana hukum dan tata caranya? Yuk simak ulasan di bawah ini.
Hukum dan Waktu Salat Gerhana
Hukum salat gerhana adalah sunah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dilakukan. Meskipun lebih utama jika dikerjakan secara berjamaah, salat ini juga boleh dilakukan secara sendiri (munfarid).
Waktu pelaksanaannya adalah selama gerhana masih berlangsung. Jadi, salat Kusuf dilakukan sejak awal gerhana matahari hingga matahari kembali terlihat seperti semula. Begitu pula salat Khusuf, dilakukan sejak awal gerhana bulan hingga bulan kembali utuh.
1. Niat, niat dilakukan dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram. Boleh juga dilafalkan untuk membimbing hati, seperti yang dianjurkan dalam mazhab Syafi’i. Contohnya, jika menjadi makmum dalam salat Kusuf:
"Ushalli sunnatal kusufi rak‘ataini ma’muman lillahi ta’ala."
Artinya: Aku salat sunah gerhana matahari dua rakaat sebagai makmum karena Allah Taala.
2. Takbiratul ihram, yaitu mengucapkan "Allahu Akbar" sambil mengangkat tangan.
3. Membaca surah al-Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan membaca surah dari Al-Qur’an secara nyaring.
4. Rukuk pertama seperti biasa.
5. I’tidal, lalu berdiri kembali dan membaca al-Fatihah dan surah lain untuk kedua kalinya dalam satu rakaat.
6. Rukuk kedua, kemudian i’tidal.
7. Sujud dua kali.
8. Bangkit ke rakaat kedua, dan mengulangi tata cara seperti pada rakaat pertama.
9. Salat ditutup dengan salam.
10. Setelah itu, disunahkan khutbah oleh khatib yang membahas hikmah dan pelajaran dari terjadinya gerhana.
Tata Cara Salat Gerhana
Salat gerhana dilaksanakan sebanyak dua rakaat, namun memiliki keunikan yaitu dilakukan dengan empat kali rukuk. Berikut langkah-langkahnya:1. Niat, niat dilakukan dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram. Boleh juga dilafalkan untuk membimbing hati, seperti yang dianjurkan dalam mazhab Syafi’i. Contohnya, jika menjadi makmum dalam salat Kusuf:
"Ushalli sunnatal kusufi rak‘ataini ma’muman lillahi ta’ala."
Artinya: Aku salat sunah gerhana matahari dua rakaat sebagai makmum karena Allah Taala.
2. Takbiratul ihram, yaitu mengucapkan "Allahu Akbar" sambil mengangkat tangan.
3. Membaca surah al-Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan membaca surah dari Al-Qur’an secara nyaring.
4. Rukuk pertama seperti biasa.
5. I’tidal, lalu berdiri kembali dan membaca al-Fatihah dan surah lain untuk kedua kalinya dalam satu rakaat.
6. Rukuk kedua, kemudian i’tidal.
7. Sujud dua kali.
8. Bangkit ke rakaat kedua, dan mengulangi tata cara seperti pada rakaat pertama.
9. Salat ditutup dengan salam.
10. Setelah itu, disunahkan khutbah oleh khatib yang membahas hikmah dan pelajaran dari terjadinya gerhana.
Itulah hukum, waktu, dan tata cara salat gerhana, semoga bermanfaat ya!
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.