Jakarta, EDUKASIA.ID - Pemeriksaan kesehatan gratis untuk pelajar kini resmi menyasar madrasah dan pesantren. Kementerian Agama (Kemenag) memastikan dukungan penuh terhadap program nasional ini yang menyasar puluhan juta anak di Indonesia.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menyebut program ini sebagai wujud nyata kolaborasi lintas sektor demi menjamin kesehatan generasi muda, baik fisik maupun rohani.
"Ini adalah bentuk nyata kolaborasi lintas bidang untuk menjamin generasi muda kita sehat secara fisik dan rohani,” tegas Amien Suyitno di Jakarta, Kamis, 3 juli 2025.
Kementerian Kesehatan menjadi motor utama dari Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) ini. Sasarannya besar: menjangkau hingga 50 juta anak Indonesia.
"Pelaksanaannya melibatkan berbagai kementerian, termasuk Kemendagri, Kemenag, dan Kemenkominfo, dengan target menyisir hingga 50 juta anak Indonesia," jelas Amien.
Sebagai instansi yang membina lebih dari 11 juta siswa madrasah dan santri di seluruh Indonesia, Kemenag mengaku sudah siap 100 persen mendukung dan menyelenggarakan PKG.
"Kemenag telah siap sepenuhnya menyelenggarakan PKG," tambah Amien.
Tak sekadar menyediakan ruang kelas dan aula untuk lokasi pemeriksaan, Kemenag juga memastikan ketersediaan fasilitas pendukung seperti alat ukur tinggi badan, timbangan, hingga lembar pemeriksaan ketajaman penglihatan.
Guru dan tenaga kependidikan pun bakal dilibatkan langsung untuk membantu proses pemeriksaan di lapangan.
"Kami juga melakukan sosialisasi kepada orang tua dan peserta didik, mendorong aktivasi JKN dan penggunaan aplikasi Satu Sehat Mobile agar hasil pemeriksaan bisa langsung diakses secara digital,” jelas Amien.
Dari sisi pemerintahan daerah, progres pelaksanaan PKG pun sudah meluas. Wakil Menteri Dalam Negeri, Ribka Haluk, menyampaikan bahwa program ini telah berjalan di hampir seluruh provinsi di Indonesia.
"PKG sudah berjalan di 37 dari 38 provinsi," ujar Ribka.
Satu provinsi yang belum tersentuh sedang dalam tahap percepatan.
"Ini bukti bahwa kolaborasi antar-pemerintah pusat dan daerah sangat kuat. Hanya tinggal satu provinsi yang belum, dan itu sedang kami dorong. PKG bukan hanya program pusat, tetapi gerakan nasional yang menyentuh langsung kepentingan rakyat,” tegasnya.
Sementara itu, dari sisi komunikasi publik, program ini ternyata sudah mendapat respons cukup positif di media sosial.
Dirjen Komunikasi Publik dan Media, Fifi Aleyda Yahya, mengatakan tren percakapan netizen terhadap PKG cukup menggembirakan, meski ada beberapa suara miring.
"Kami sudah mulai mendeteksi percakapan organik yang positif dari masyarakat. Namun ada juga kritik, seperti kekhawatiran akan transparansi anggaran," ujar Fifi.
Fifi menambahkan, pihaknya akan memperkuat edukasi dan komunikasi publik, terutama menjelang Hari Anak Nasional.
"Anak-anak perlu tahu bahwa ini bukan tentang rasa takut disuntik, tapi tentang keberanian untuk hidup sehat,” ujarnya.
Pemeriksaan gratis ini bukan sekadar formalitas. Cakupannya luas, mulai dari pengecekan jantung, diabetes, kesehatan mata hingga gigi.
Dengan lebih dari 11,6 juta peserta didik di bawah naungan Kemenag, pelaksanaan PKG di madrasah dan pesantren dinilai sangat krusial dalam mendukung visi besar Indonesia Emas 2045.
Adapun Kemenag berharap program ini bukan hanya jadi kegiatan sesaat, tapi bisa membentuk budaya hidup sehat sejak dini.
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.